YANGON - Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Myanmar, Rabu (31/3), memperingatkan pertumpahan darah tidak terelakkan dan kemungkinan terjadinya perang saudara semakin besar akibat kudeta militer.
“Saya menyerukan kepada dewan ini untuk mempertimbangkan semua piranti yang tersedia untuk mengambil langkah kolektif dan melakukan hal yang benar untuk rakyat Myanmar, serta mencegah sebuah bencana multi-dimensi di jantung Asia,” kata Utusan Khusus Christine Schraner-Burgener, menurut dokumen yang diperoleh oleh VOA.
Schraner mengatakan hal itu dalam pertemuan tertutup di Dewan Keamanan PBB pada Rabu (31/3).
Schraner khawatir konflik ini akan semakin menelan korban jiwa karena panglima tertinggi militer, Jenderal Min Aung Hlaing, tampaknya hendak memperkuat cengkeramannya.
Schraner merujuk pada peningkatan pertempuran di negara bagian Kayin dan Kachin. Dia juga memperingatkan pembalasan dari tiga kelompok pemberontak etnis bersenjata jika serangan terhadap para demonstran tidak berhenti, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya perang saudara.
(Baca juga: Prancis Kembali Lockdown, Sekolah Ditutup Tiga Minggu)
“Mediasi membutuhkan dialog, tetapi militer Myanmar sudah menutup pintunya ke sebagian besar dunia,” terangnya.