JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim menerima kunjungan Tim Aqsa Working Group (AWG) di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), Jakarta, Sabtu 17 April 2021. Dalam pertemuan itu, Sudarnoto mengatakan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron, Palestina, sangat membutuhkan bantuan dari rakyat di Tanah Air.
"Kami akan segera menggelar rapat tugas, agar seluruh rakyat dan ummat Muslim Indonesia dapat berpartisipasi dalam pembangunan rumah sakit ini" ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima, Senin (19/4/2021).
Sudarnoto menjelaskan, perencanaan pembanguan rumah sakit ini akan menggandeng berbagai kalangan dan organisasi. "Termasuk dari Aqsa Working Group yang telah banyak memberi masukan dan saran produktif untuk pembangunan rumah sakit ini," tuturnya.
Ketua Presidium AWG, M Anshorullah dan Angga Aminudin menyambut baik rencana kerjasama pembangunan RS Indonesia di Hebron dan siap mengerahkan relawan yang berpengalaman untuk menyelesaikan pembangunan tersebut.
"Alhamdulillah dengan izin Allah kami telah mengirimkan relawan untuk pembangunan rumah sakit Indonesia di Gaza dan Myanmar" kata Anshorullah.
Sekjen AWG, Subhan Amier Chaf dalam pertemuan itu menjelaskan, para relawan tersebut sangat berpengalaman, karena sebelumnya telah berhasil menyelesaikan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza dan di Myanmar.
"Hal itu atas kerjasama yang baik antara kami (AWG) dan Yayasan Shuffah Hizbullah Al-Fatah serta tentunya dari MER-C dan doa dari seluruh rakyat Indonesia," jelas Subhan.
Baca Juga : Masjid Agung Awwal Fathul Mubien Saksi Bisu Penyebaran Islam di Indonesia Timur
Subhan menjelaskan, relawan yang dikirim harus betul-betul berpengalaman karena pembangunan RS Indonesia berada di lokasi yang kerap kali menjadi target serangan tentara Israel yang menyasar warga Palestina. "Kita harus mempersiapkannya dengan matang dari A to Z nya, " kata Subhan.
Pembangunan RS Indonesia di Hebron yang diinisiasi oleh MUI diperkirakan akan menelan biaya Rp100 Miliar. Sudarnoto juga berharap pembangunan RS Indonesia akan selesai tidak lebih dari lima tahun.