WASHINGTON – Dalam laporannya, Selasa (1/6/2021) Bank Dunia menyebut krisis ekonomi dan keuangan parah yang terjadi di Lebanon saat ini sebagai salah satu yang terburuk di dunia dalam kurun waktu lebih dari 150 tahun.
Bank Dunia mengatakan sejak akhir 2019, Lebanon telah menghadapi tantangan berat, termasuk krisis ekonomi dan keuangan terburuk pada masa damai; perebakan luas virus corona; dan ledakan di Pelabuhan Beirut pada 2020 yang dianggap sebagai salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah dunia.
BACA JUGA: Ledakan di Beirut, Ini Fakta Unik Lebanon yang Pernah Berjaya dalam Sejarah Islam
Dalam beberapa bulan terakhir ini krisis itu telah semakin memburuk, di tengah perebutan kekuasaan yang melumpuhkan Lebanon. Perebutan antara presiden dan perdana menteri yang ditunjuk itu telah menangguhkan pembentukan pemerintahan baru.
Kabinet Perdana Menteri Hassan Diab mengundurkan diri beberapa hari setelah ledakan pada 4 Agustus 2020 itu, dan sejak itu Lebanon tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi penuh. Ledakan di Pelabuhan Beirut itu menewaskan 211 orang dan melukai lebih dari 6.000 lainnya. Ledakan itu juga menghancurkan seluruh lingkungan di sekitarnya.
BACA JUGA: WHO Meminta Bantuan USD76 Juta untuk Bantu Lebanon Pasca Ledakan
Bank Dunia mengatakan kelambanan kebijakan yang terus terjadi dan tidak adanya pemerintah yang berfungsi penuh dalam menghadapi tantangan besar ini, mengancam kondisi sosial-ekonomi yang sudah sangat buruk dan perdamaian sosial yang rapuh.
“Krisis ekonomi dan keuangan ini mungkin akan menempati peringkat 10 besar, mungkin tiga teratas, episode krisis paling parah secara global sejak pertengahan abad ke-19,” tambah laporan itu.