Penyebaran Covid-19 di Indonesia Lebih Luas Daripada Data Resmi

Agregasi VOA, Jurnalis
Jum'at 04 Juni 2021 21:26 WIB
Seorang warga sedang melakukan tes usap (Foto: Okezone)
Share :

Antibodi berkembang satu sampai tiga minggu setelah seseorang tertular virus dan menetap di dalam tubuh selama berbulan-bulan.

Pengujian Lemah

Studi seroprevalensi di negara lain, termasuk India, juga mengungkapkan penyebaran infeksi yang lebih luas.

"Sistem surveilans resmi kami, tidak dapat mendeteksi kasus COVID-19. (Sistem) ini lemah," kata peneliti utama studi Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, yang memberikan komentar tetapi tidak berwenang mengonfirmasi angka tersebut.

"Pelacakan kontak dan pengujian di Indonesia sangat buruk dan menjelaskan mengapa sedikit kasus yang terdeteksi."

Pandu, yang ikut menulis studi itu, mengatakan bahwa meskipun studi tersebut menunjukkan penyebaran virus yang lebih luas, Indonesia tampaknya masih jauh dari target mencapai kekebalan kelompok. Hal ini menjadi prioritas untuk mempercepat vaksinasi.

Menurut data pemerintah, baru 6% dari target 181 juta penduduk Indonesia, yang telah menerima dua dosis vaksinasi lengkap. Sebanyak 9,4% telah mendapatkan satu suntikan.

Hasil awal dari studi seroprevalensi terpisah di Bali, yang dilakukan oleh Universitas Udayana, mendapati 17 persen dari mereka yang diuji pada September dan November tampaknya telah terinfeksi. Peneliti utama studi itu, Anak Agung Sagung Sawitri, mengungkapkan hasil studi itu kepada Reuters.

Hasil itu 53 kali lebih tinggi dari tingkat infeksi berdasarkan kasus yang tercatat secara resmi pada periode yang sama di Bali, yang berencana dibuka kembali untuk pengunjung internasional bulan depan.

Pembukaan kembali ini ditentang oleh beberapa pakar kesehatan masyarakat, termasuk akademisi dan dokter Ady Wirawan. "Pengujian, pelacakan, isolasi, dan karantina sangat sangat lemah di Bali," katanya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya