Misteri Kematian Pejabat Myanmar dari Partai Suu Kyi, Ditangkap Lalu Ditemukan Tewas

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Rabu 09 Juni 2021 03:01 WIB
Foto: Collage
Share :

MYANMAR - Kekerasan yang digunakan oleh militer Myanmar terhadap lawan yang tidak bersenjata sejak kudeta pada bulan Februari telah mengejutkan dunia; lebih dari 800 orang telah tewas, sebagian besar akibat tembakan militer.

Namun kematian dua pejabat dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) - partai pimpinan Aung San Suu Kyi - dalam tahanan memperlihatkan hal yang suram terkait tindakan militer.

Pada hari Sabtu, 6 Maret, warga kota di seluruh Myanmar gelisah. Tiga hari sebelumnya, mereka mengalami apa yang kemudian menjadi hari paling kejam sejak kudeta pada Februari. Dalam rangkaian peristiwa itu, PBB mencatat kematian 38 orang.

Tentara telah merebut kekuasaan pada 1 Februari, setelah mengeklaim - tanpa bukti - bahwa pemilihan sebelumnya, yang dimenangkan NLD, curang.

Suu Kyi dan para pemimpin senior ditempatkan di tahanan rumah - memicu gelombang protes terhadap militer.

Selama tiga minggu pertama, militer tampak tidak yakin bagaimana menanggapi rentetan aksi protes. Tetapi pada akhir Februari, respons yang mematikan meningkat. Pada minggu pertama bulan Maret, jelas tidak akan ada pengekangan.

Kawasan Pabedan yang bersejarah di pusat Kota Yangon, dengan gang-gang sempit di antara bangunan-bangunan usang warisan zaman kolonial, telah dilanda banyak drama.

Pekan itu, para aktivis membangun barikade untuk mencegah pasukan keamanan dan telah terjadi beberapa bentrokan di area tersebut.

Pabedan memiliki populasi beragam. Banyak warga penduduk Muslim dan delapan masjid di sana. Dalam pemilihan umum tahun lalu, Sithu Maung, satu dari hanya dua kandidat Muslim yang dicalonkan oleh NLD, memenangkan kursi parlemen di kawasan itu.

Manajer kampanyenya adalah Khin Maung Latt, seorang aktivis veteran NLD yang telah bermukim bertahun-tahun di Pabedan. Dia tinggal bersama keluarga seorang pengacara Buddhis.

Khin juga merupakan salah satu pemilik biro perjalanan, pernah memiliki toko persewaan alat-alat merekam video, dan aktif di NLD sejak 1988. Bahkan dia adalah pemimpin cabang partai itu.

Dia adalah anggota masyarakat yang terkenal dan disukai.

"Dia sangat relijius dan bersembahyang lima kali sehari," kata Sithu Muang kepada BBC dari tempat persembunyiannya dari militer.

"Tetapi orang-orang dari semua agama mencintainya. Dia melakukan banyak hal untuk komunitas, seperti membuat ruang hijau baru untuk anak-anak bermain. Dia sangat penting bagi NLD."

Penyebab kematian tidak diketahui

Khin Maung Latt sedang berada di rumah bersama keluarga angkatnya ketika polisi dan tentara tiba tak lama setelah pukul 21:00 waktu setempat.

Sejumlah tetangga mengenali para serdadu itu sebagai anggota Divisi Infanteri Ringan ke-77, sebuah unit yang terkenal karena pelanggaran hak asasi manusia.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya