Menurut data bulanan terakhir Kantor Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, di antara mereka yang menyeberang ke AS secara ilegal pada bulan April, migran asal Meksiko berjumlah 36% - tertinggi di antara migran lainnya, disusul 22% asal Honduras dan 17% asal Guatemala.
Pada Senin (7/6), Harris bertemu dengan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei dan mengatakan kedua pemimpin telah melakukan pembicaraan yang “substantif” tentang upaya memerangi korupsi untuk mencegah migrasi dari Amerika Tengah. Harris juga secara blak-blakan memperingatkan para migran untuk tidak datang ke AS.
“Bersamaan dengan itu, saya ingin menjelaskan kepada warga di kawasan ini yang berpikir untuk melakukan perjalanan yang berbahaya ke perbatasan AS – Meksiko: jangan datang, jangan datang,” UJAR Harris.
Wapres Harris mengatakan warga di negara-negara Segitiga Utara – Guatemala, Honduras dan El Salvador – serta Meksiko membutuhkan pembangunan ekonomi yang dapat menjanjikan kehidupan yang lebih baik dari pada mencoba pindah ke AS.
AS juga telah menjanjikan bantuan senilai USD310 juta (Rp4,4 triliun) untuk membantu para pengungsi dan mengatasi kekurangan pasokan makanan. Baru-baru ini, Harris juga telah menerima komitmen sejumlah perusahaan dan organisasi AS untuk berinvestasi di negara-negara Amerika Tengah untuk mempromosikan peluang ekonomi dan pelatihan kerja.
Tak lama setelah Harris bertemu dengan pemimpin Guatemala, di Washington DC, Jaksa Agung AS Merrick Garland mengumumkan pembentukan satuan tugas penegakan hukum yang bertujuan memerangi perdagangan manusia dan kelompok penyelundupan di Meksiko dan negara-negara Segitiga Utara.
AS juga menyatakan pada pekan lalu akan mengirim 500 ribu dosis vaksin Covid-19 ke Guatemala, dan satu juta dosis lainnya ke Meksiko.
(Susi Susanti)