Kisah Medlar, Buah Abad Pertengahan dengan Nama 'Vulgar' yang Terlupakan Zaman

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Senin 28 Juni 2021 06:35 WIB
Buah medlar (Foto: Shutterstock)
Share :

"Medlar" dan "bokong terbuka" sama-sama bisa dipakai untuk merujuk kepada buah dan pohonnya yang mirip semak. Mespilus germanica — nama latinnya — adalah kerabat dekat mawar, apel kepiting, dan pir quince.

Dengan jalinan ranting yang saling bertautan di pangkalnya, pohon medlar memiliki dedaun lebat berkanopi bulat, dans etiap helai daunnya berbentuk lonjong. Pohon ini tak hanya disukai karena hasil buahnya, tapi juga karena keindahan bentuknya.

Setiap musim semi, pohon ini akan ditumbuhi bunga-bunga berbentuk bintang dalam jarak yang teratur — seperti lukisan. Dan di musim gugur, pohon ini menampilkan kaleidoskop warna — hijau, kuning, cokelat, dan merah darah.

Sementara itu, buahnya tak biasa karena dua alasan. Pertama, mereka dipanen pada Desember — menjadikannya satu dari sedikit sumber gula yang tersedia pada musim dingin abad pertengahan. Dan kedua, mereka hanya bisa dimakan saat sudah busuk.

Saat medlar sudah siap panen, buah ini berwarna cokelat kehijauan dan berbentuk seperti bawang yang aneh, atau kesemek yang janggal.

Jika langsung dimakan, buah ini bisa membuat Anda sakit — seorang dokter dan ahli botani pada abad ke-18 mengatakan buah ini bisa mengakibatkan diare.

Tapi bila setelah dipetik buah ini disimpan di dalam peti berisi serbuk gergaji atau jerami dan melupakannya selama beberapa pekan, buah dagingnya akan perlahan menggelap dan dagingnya yang keras akan melunak, mirip seperti buah sawo.

Mekanisme kimia di baliknya sulit dipahami, tapi secara umum, emzim di dalam buah medlar memecah karbohidrat kompleks menjadi gula seperti fruktosa dan glukosa, menjadikannya kaya akan asam malat - penyebab utama rasa asam dalam buah-buahan lain seperti apel.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya