ISRAEL - Militer Israel mengatakan mereka membombardir Lebanon Selatan, Selasa (20/7) pagi, setelah dua roket ditembakkan dari wilayah Lebanon ke wilayah Israel.
Pasukan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pertahanan udaranya mencegat salah satu roket itu, dan yang kedua jatuh di area terbuka. Tidak ada korban cedera atau kerusakan yang dilaporkan.
Keluarga Palestina di Gaza berada di alam terbuka dini hari, setelah rumah mereka hancur terkena serangan udara Israel (17/5).
Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon, yang dikenal sebagai UNIFIL, mengatakan, radarnya mendeteksi roket yang ditembakkan dari Lebanon Selatan ke Israel tepat sebelum pukul 04.00 waktu setempat.
Militer Lebanon mengatakan Israel menembakkan 12 peluru artileri ke daerah Wadi Hammoul, namun tidak mengakibatkan kerusakan atau menjatuhkan korban. Mereka mengatakan unitnya di sana telah menemukan tiga landasan peluncuran untuk roket Grad.
(Baca juga: Studi: Kematian Akibat Covid-19 di India 10 Kali Lebih Besar daripada Laporan Resmi)
Tembakan roket dari Lebanon adalah insiden lintas perbatasan pertama sejak Mei, sewaktu gerilyawan Palestina meluncurkan roket ke Israel selama perang 11 hari antara Israel dan gerilyawan Hamas di Jalur Gaza.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Lebanon bertanggung jawab atas serangan roket semalam dan bahwa “Israel akan bertindak melawan setiap ancaman terhadap kedaulatan dan warganya”.
(Baca juga: CDC: Varian Delta Sumbang 83% Infeksi Covid-19 di AS)
“Kami tidak akan membiarkan krisis sosial, politik dan ekonomi di Lebanon berubah menjadi ancaman keamanan bagi Israel,'' kata Gantz. Lebanon saat ini masih bergulat dengan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk krisis ekonomi yang telah menimbulkan kekhawatiran akan lonjakan militansi di sana.