MALAYSIA - Di seluruh dunia, pandemi Covid-19 menyebabkan bisnis bangkrut dan pengangguran. Di Malaysia, orang yang terdesak kebutuhan uang tunai untuk keluarga dan bisnis, malah menjadi korban rentenir yang menawarkan pinjaman dengan bunga sangat tinggi.
Noradhiah dan Shahirah, bukan nama sebenarnya, cemas menghadapi ancaman penagih utang. Mereka berutang setara hampir USD1.000 (Rp14 juta).
Masalah mereka dimulai beberapa bulan lalu setelah meminjam sekitar USD4.000 (Rp58 juta) dari orang yang mereka kira adalah badan yang resmi memberi pinjaman uang. Setelah mengembalikan lebih dari dua kali lipat jumlah utang, mereka terus ditagih. Ketika mereka menolak membayar, rentenir itu mengancam merusak rumah mereka sehingga membuat kedua wanita itu stress.
“Kurang tidur, tidak nafsu makan, selalu cemas, dan bahkan berat badan saya turun,” kata Shahirah.
Dalam setahun ini, organisasi nonpemerintah, Asosiasi Konsumen Muslim Malaysia, setiap hari menerima sekitar 25 kasus baru korban rentenir, yang meminta bantuan. Jumlah itu naik 30% dari sebelum pandemi.
(Baca juga: Gelombang Panas Picu Kebakaran Hutan di Turki hingga Yunani)
Ketua Asosiasi Konsumen Muslim Malaysia Nadzim Johan mengatakan saat ini adalah situasi yang membuat putus asa dan frustrasi.