JAKARTA - Kasus virus corona di seluruh dunia telah melampaui 200 juta pada Rabu (4/8/2021) , menurut penghitungan Reuters. Angka ini muncul setelah Varian Delta yang lebih menular mengancam daerah dengan tingkat vaksinasi yang rendah dan mengganggu sistem perawatan kesehatan di berbagai negara.
Lonjakan kasus global menyoroti kesenjangan yang melebar dalam tingkat inokulasi antara negara-negara kaya dan miskin. Kasus meningkat di sekira sepertiga dari negara-negara di dunia, banyak di antaranya bahkan belum memberikan setengah populasi mereka dosis pertama vaksin Covid-19.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Global Meningkat 80% Akibat Varian Delta
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu menyerukan moratorium booster vaksin Covid-19 hingga setidaknya 10% dari populasi di setiap negara divaksinasi.
“Kami membutuhkan pembalikan yang mendesak, dari sebagian besar vaksin masuk ke negara-negara berpenghasilan tinggi, ke sebagian besar ke negara-negara berpenghasilan rendah,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagaimana dilansir Reuters.
BACA JUGA: Asia Tenggara Jadi 'Medan Perang' Lawan Covid-19
Virus corona Varian Delta telah membalikkan semua prediksi dan kembali membuat perkonomian dunia tidak stabil. Para ahli berusaha keras untuk menemukan apakah varian terbaru dari virus corona dapat membuat orang-orang, terutama individu yang tidak divaksinasi, lebih sakit daripada sebelumnya.
Setidaknya 2,6% dari populasi dunia telah terinfeksi sejak pandemi dimulai, dengan angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena pengujian terbatas di banyak tempat.