Beliau adalah putra laki-laki kedua dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro VIII dan Raden Ajeng Sunituti atau Gusti Kanjeng Putri Mangkoenagoro VIII. Pada masa remaja, Mangkoenagoro IX bernama Gusti Pangeran Haryo Sudjiwo Kusumo. Demikian dilansir dari puromangkunegaran.com.
Mangkoenagoro IX menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Kota Surakarta. Minat terhadap kesenian terutama seni tari, beliau tunjukkan dengan kemahiran memerankan Bambangan yaitu seorang ksatria lemah lembut dan halus. Peran Bambangan membutuhkan karakter yang kuat dan latihan yang keras untuk mencapai tingkat seorang penari yang layak tampil.
(Baca juga: Kronologi Kecelakaan Mobil yang Ditumpangi Ketum MUI di Salatiga)
Setelah tanggal 2 Agustus tahun 1987 Mangkoenagoro VIII wafat, kurang lebih satu tahun Pura Mangkunegaran tidak memiliki penguasa, bertepatan tanggal 4 Jumadilakhir 1920 atau 24 Januari 1988, GPH Sudjiwo Kusumo dinobatkan menjadi penguasa Mangkunegaran dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkoenagoro IX.
Penobatan GPH Sudjiwo Kusumo menjadi KGPAA Mangkoenagoro IX merupakan peristiwa besar yakni seorang putra mahkota memimpin kerajaan. Pada saat penobatannya dipenuhi suasana sakral, digelar Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Tari Palguna Palgunadi.
(Susi Susanti)