NEW YORK - Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) wilayah Afrika, pada Kamis (19/8) menyatakan rencana negara-negara kaya di dunia terkait peluncuran suntikan penguat Covid-19, sementara begitu banyak orang di dunia masih menunggu dosis pertama, akan memperburuk ketidakadilan vaksin.
Berbicara dalam sebuah jumpa pers secara virtual dengan sejumlah wartawan, Direktur Regional WHO Afrika Matshidiso Moeti dan para pejabat kesehatan Afrika lainnya membahas situasi pandemi di Afrika. Moeti menjelaskan lebih banyak negara di benua itu melaporkan infeksi virus corona dengan varian alfa sekarang melanda di 44 negara Afrika, varian beta di 39 negara, delta di 30 negara dan varian gamma di empat negara.
Moeti mengungkapkan adanya harapan bahwa distribusi vaksin akan meningkat hingga Agustus 2021, karena program vaksin COVAX yang dikelola WHO sejauh ini telah mengirimkan hampir 10 juta dosis ke Afrika bulan Agustus. Akan tetapi ia menambahkan cakupan vaksin tetap rendah, dengan hanya dua persen dari penduduk benua itu yang diinokulasi sepenuhnya.
(Baca juga: WHO Akan Uji 3 Obat untuk Pengobatan Covid-19)
Kepala WHO untuk Afrika itu menguraikan diskusi negara-negara terkaya di dunia tentang rencana untuk menawarkan booster vaksin Covid-19 pada saat seperti ini, mengancam “janji masa depan yang lebih cerah bagi Afrika.” Moeti mengutip statistik yang menunjukkan negara-negara berpenghasilan tinggi rata-rata telah memberikan lebih dari 103 dosis vaksin Covid-19 per 100 orang, sementara negara-negara Afrika hanya memvaksinasi enam orang per 100 orang.