Serangan Terhadap Warga Sipil dan Militer, 80 Orang Tewas

Antara, Jurnalis
Jum'at 20 Agustus 2021 07:19 WIB
Pasukan Burkina Faso melakukan patroli (Foto: Antara/Reuters)
Share :

OUAGADOUGOU - Pernyataan pemerintah pada Kamis (19/8) megatakan korban tewas akibat serangan terhadap warga sipil dan militer di Burkina Faso utara bertambah menjadi 80 orang.

Serangan terjadi pada Rabu (18/8) ketika kelompok ekstremis menyerbu konvoi warga sipil yang dikawal oleh polisi militer di dekat Kota Arbinda, terbaru dalam serentetan serangan di seluruh kawasan Sahel Afrika Barat Agustus ini.

Pemerintah dan militer, pada Kamis (19/8) mengatakan sebanyak 59 warga sipil, enam milisi pro pemerintah dan 15 polisi militer tewas. Sebelumnya pada Rabu (18/8) jumlah korban tewas hanya 47 orang.

(Baca juga: Serangan Militan di Burkina Faso Tewaskan Lebih dari 160 Warga Sipil)

Menurut pasukan keamanan, 80 ekstremis juga ikut tewas. Kekerasan di Sahel, lahan gersang yang berbatasan dengan ujung selatan Gurun Sahara, kian marak dalam beberapa tahun terakhir meski terdapat ribuan pasukan PBB, regional dan Barat.

Kekerasan yang berpusat di perbatasan Mali, Niger dan Burkina Daso, telah menewaskan ribuan warga sipil dan membuat jutaan orang mengungsi sejak 2018.

Pada Senin (16/8) kelompok bersenjata menewaskan 37 warga sipil, termasuk 14 anak, dalam serangan di sebuah desa di Niger. Sementara itu, serangan di Mali pada Kamis (19/8) menyebabkan 15 tentara tewas.

Sahel menjadi kacau akibat pengambilalihan oleh anggota yang terkait al Qaeda pada 2012 di Mali utara.

(Baca juga: Militan Serang Sebuah Desa di Burkina Faso, 132 Warga Sipil Tewas, Rumah dan Pasar Dibakar)

Setahun kemudian Prancis melakukan intervensi untuk memukul mundur mereka. Namun, kelompok ekstremis bersenjata sudah berkumpul kembali dan memperluas operasinya, sehingga membuat wilayah Sahel yang luas tak terkendalikan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya