PROKLAMATOR Kemerdekaan Indonesia Soekarno merupakan sosok yang berkarakter kuat. Beberapa kali terpaksa dia harus rela hidup di penjara.
Dalam buku “Sarinah, Kewadjiban Wanita dalam Perjoangan Republik Indonesia”, oleh: ir. Soekarno, The Soekarno Foundation, Ahli fiIsafat Schopenhauer berkata: “Syahwat adalah penjelmaan yang paling keras daripada kemauan akan hidup. Keinsyafan kemauan akan hidup ini memusat kepada fi’il membuat turunan,” begitulah ia berkata.
Baca juga: Kisah Soekarno Gemar Membaca, Paling Hobi Buku Biografi Tokoh Dunia
Dia berseloroh, jika kebutuhan seks diputuskan buat beberapa tahun saja, maka manusia umumnya menjadi abnormal. Lihatlah keadaan di dalam penjara, baik penjara buat orang laki-laki, maupun penjara buat orang perempuan.
"Dua kali saya pernah meringkuk agak lama dalam penjara, dan tiap-tiap kali yang paling mendirikan bulu saya ialah, keabnormalan manusia-manusia di dalam penjara itu," sebut Presiden Pertama Indonesia itu.
Baca juga: Kesaktian dan Pusaka Soekarno, Konon Punya Aji Lembu Sekilan Milik Gajah Mada
Dalam kondisi seperti itu, dia bercerita, percakapan-percakapan menjadi abnormal, tingkah laku menjadi abnormal. Bung Karno sering melihat orang-orang di dalam penjara, yang seperti seperempat gila! Laki-laki mencari kepuasan kepada laki-laki, dan direksi terpaksa memberi hukuman yang berat-berat.
"Pembaca barangkali tersenyum akan pemandangan saya yang “mentah” ini, dan barangkali malahan menyesali kementahannya. Pembaca barangkali mengemukakan nama orang-orang besar, nama Nabi Isa, nama Gandhi, nama Mazzini, yang menjadi besar, antara lain-lain karena tidak mempunyai isteri atau tidak mencampuri isteri. Ah, ... beberapa nama! Apakah artinya beberapa nama itu, jika dibandingkan dengan ratusan juta manusia biasa di muka bumi ini, yang semuanya hidup menurut kodrat alam?" jelas dia.