KABUL – Taliban mengatakan pihaknya akan segera mengumumkan pemerintahan baru atau susunan kabinet baru dalam dua hari ke depan. Siapa saja yang akan mengisi daftar kabinet itu belum jelas. Namun ada sumber yang menyebutkan jika wanita tidak akan mendapatkan posisi sebagai menteri.
Berikut 5 fakta kabinet baru yang akan segera dibentuk dan diumumkan oleh Taliban.
1. Wanita tidak dijamin dapat posisi sebagai menteri
Wakil Kepala Kantor Politik Taliban di Qatar, Sher Abbas Stanekza, mengatakan akan ada peran perempuan di tingkat yang lebih rendah tetapi tidak di posisi teratas. Dia mengatakan perempuan dapat terus bekerja di pemerintahan di Afghanistan tetapi tidak dijamin mendapatkan posisi di kabinet atau posisi senior lainnya.
(Baca juga: Taliban Akan Umumkan Kabinet Baru 2 Hari Lagi, Wanita Tidak Dijamin Dapat Posisi)
2. Orang yang bertugas di pemerintahan tidak dimasukkan ke kabinet baru
Stanekza mengatakan mereka yang bertugas di pemerintahan dalam dua dekade terakhir tidak akan dimasukkan dalam susunan kabinet.
3. Sesuai kemampuan
Ditanya apakah perempuan dan etnis minoritas akan mendapat tempat di pemerintahan baru Afghanistan, Stanekza mengatakan posisi senior dalam pemerintahan baru akan diisi berdasarkan kemampuan.
(Baca juga: Kisah Sedih Bayi Terpisah dari Orangtuanya karena Paspor Tertunda)
4. Pemerintahan baru dalam beberapa hari ke depan
Taliban diperkirakan akan menunjuk pemerintah dalam beberapa hari ke depan tetapi belum menyatakan bagaimana mereka berniat untuk memerintah - tidak seperti terakhir kali kelompok itu merebut kekuasaan di Afghanistan pada tahun 1996, ketika dewan kepemimpinan dibentuk dalam beberapa jam.
5. Janji Taliban
Para pejabat telah meminta warga Afghanistan untuk kembali ke rumah dan membantu membangun kembali negara itu. Mereka telah berjanji untuk melindungi hak asasi manusia, tampaknya berusaha menampilkan wajah yang lebih moderat daripada rezim pertama mereka, yang dikenal dengan penegakan hukum Islam radikal yang brutal.
Tapi gerakan garis keras ini pernah membuat janji serupa 25 tahun lalu, hanya untuk melarang perempuan dari pendidikan dan pekerjaan, menegakkan aturan berpakaian yang ketat, mengadopsi pendekatan hukuman kepada orang-orang Kabul dan secara terbuka menggantung mantan presiden.
(Susi Susanti)