“Harapannya ke depan, positivity rate yang semakin rendah ini dan testing rate maupun tracing ratio yang semakin tinggi bisa terus dipertahankan. Karena terbukti efektif menurunkan kasus COVID-19,” terangnya.
Orang nomor satu di Jatim itu menambahkan, kombinasi menurunnya positivity rate dan tingginya tracing ratio maupun testing rate sangat mempengaruhi penurunan keterisian tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim. Dimana, tambahan BOR di Jatim turun menjadi 22,48 persen. Disamping itu, tingkat kematian juga menurun dari 5,5/100.000 penduduk per minggu menjadi 2,11/100.000 penduduk.
“Tingkat keterisian tempat tidur ini juga sudah berada sangat jauh di bawah standar WHO yaitu di bawah 60 persen,” tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)