KM Bali Permai 2 Bulan Hilang Kontak, Nasib 19 ABK Belum Diketahui

Mohamad Chusna, Jurnalis
Jum'at 10 September 2021 02:08 WIB
Kapal hilang kontak. (Foto: Istimewa)
Share :

DENPASAR - Kapal Motor (KM) Bali Permai 169 dilaporkan sudah dua bulan hilang kontak di Samudra Hindia. Hingga kini, nasib 19 anak buah kapal (ABK) belum diketahui.

"Sampai saat ini kami masih melakukan pemantauan di LKP (last known position). Jika ada informasi akurat keberadaan korban maka secara otomatis operasi SAR kembali kami aktifkan," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas Bali) Gede Darmada ketika dihubungi, Kamis (9/9/2021).

Dia menjelaskan, PT Putra Jaya Kota selaku operator telah melaporkan hilangnya kapal berukuran panjang 27,5 meter dan lebar 7,65 meter itu. Laporan diterima Basarnas pada 30 Juli 2021 lalu.

Di laporan itu disebutkan, KM Bali Permai 169 berangkat berangkat dari Pelabuhan Benoa Denpasar menuju fishing ground pada 10 Juli 2021. Komunikasi terakhir antara pemilik kapal dengan awak kapal dilakukan menggunakan radio pada 24 Juli 2021.

Tiga hari berikutnya, 27 Juli 2021 pukul 17.21 WITA, kapal dengan call sign YE 4178 itu hilang kontak. Kapal sudah tak terdeteksi pada Vessel Monitoring System (VMS) atau tracking pemilik kapal.

Berdasarkan data VMS tersebut, LKP atau lokasi kapal terakhir berada pada koordinat 29° 20.202' S - 100° 55.074' T atau berjarak sekitar 1.471 NM dari Kantor SAR Denpasar dan 791 NM dari Perth, Australia.

Baca juga: Kapal Motor Hilang Kontak di Perairan Banggai Laut

Karena masuk teritori Australia, Kantor SAR Denpasar selanjutnya koordinasi dengan Basarnas Command Centre (BCC) Basarnas. Basarnas selanjutnya koordinasi dengan Joint Rescue Coordination Centre (JRCC) Australia, Jumat (30/7/2021).

JRCC Australia merespons informasi tersebut dengan mengerahkan pesawat RSCU440 Challenger dari Perth untuk searching ke LKP. Dua kali searching udara dilakukan, namun hasilnya nihil. Sementara itu, Rescue 440 juga melemparkan 2 unit Self-locating Datum Marker Buoys (SLIDB) guna validasi perhitungan drift di LKP.

Dari hasil analisa tim SAR dari Basarnas maupun dari JRCC Australia, ada dua kemungkinan. Pertama, kapal terbalik dan awak kapal meninggalkan kapal dengan rakit atau tenggelam. Kedua, kapal meninggalkan LKP dengan tenaga mesin saja setelah alat komunikasi rusak total dan GPS tracking tidak berfungsi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita News lainnya