Dokumen Rahasia: AS Danai Penelitian Virus Covid-19 di Laboratorium Wuhan hingga Rp44 Miliar

Susi Susanti, Jurnalis
Sabtu 11 September 2021 10:50 WIB
Institut Virologi Wuhan (Foto: BBC)
Share :

“Virus yang mereka buat diuji kemampuannya untuk menginfeksi tikus yang direkayasa untuk menampilkan reseptor tipe manusia di sel mereka,” tulis Ebright kepada The Intercept setelah meninjau dokumen.

Ebright juga mengatakan dokumen tersebut memperjelas bahwa dua jenis virus corona baru dapat menginfeksi ‘tikus manusia’.

“Ketika mereka bekerja pada virus corona terkait SARS, mereka melakukan proyek paralel pada saat yang sama pada virus corona terkait MERS,” kata Ebright, merujuk pada virus yang menyebabkan Sindrom Pernafasan Timur Tengah.

“Kami mengajukan permohonan hibah untuk melakukan penelitian. Instansi terkait menganggap itu sebagai penelitian penting, dan dengan demikian mendanainya. Jadi saya tidak tahu bahwa ada banyak hal untuk dikatakan,” ungkap Robert Kessler, manajer komunikasi di EcoHealth Alliance saat ditanya tentang materi hibah.

Hibah tersebut awalnya diberikan untuk periode lima tahun - dari 2014 hingga 2019. Pendanaan diperbarui pada 2019 tetapi ditangguhkan oleh pemerintahan Trump pada April 2020.

Kerabat terdekat SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 adalah virus yang ditemukan pada kelelawar, sehingga menjadikan hewan sebagai titik fokus upaya memahami asal mula pandemi. Persisnya bagaimana virus itu melompat ke manusia menjadi bahan perdebatan sengit. Banyak ilmuwan percaya bahwa itu adalah hal alami, yang berarti bahwa virus tersebut menular ke manusia di lingkungan seperti pasar basah atau daerah pedesaan di mana manusia dan hewan berada dalam kontak dekat.

Sementara itu, pakar keamanan hayati dan ahli internet yang mencurigai asal laboratorium, telah menghabiskan lebih dari satu tahun meneliti informasi yang tersedia untuk umum dan publikasi ilmiah yang tidak jelas untuk mencari jawaban. Dalam beberapa bulan terakhir, para ilmuwan terkemuka juga menyerukan penyelidikan lebih dalam tentang asal usul pandemic.

Pada Mei lalu, Presiden AS Joe Biden, memerintahkan komunitas intelijen untuk mempelajari masalah ini. Pada 27 Agustus, Biden mengumumkan bahwa penyelidikan intelijen tidak meyakinkan.

Biden menyalahkan China karena gagal merilis data penting, tetapi pemerintah AS juga lambat merilis informasi. Intercept awalnya meminta proposal pada September 2020.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya