"Montjoie, Saint-Denis!" – seruan perang Prancis abad pertengahan – dan “Turunkan Macronia!” terang Tarel, penggemar ilmu pedang sejarah, ketika dia memukul Presiden.
“Hari itu saya datang untuk menantang Presiden Emmanuel Macron,” kata Tarel setelah dibebaskan.
“Saya tidak percaya bahwa demokrasi memberikan suara setiap lima tahun sekali untuk seorang wakil yang pada akhirnya tidak mewakili banyak orang,” lanjutnya.
Dalam wawancara terpisah dengan radio France Bleu, pemuda itu menyebut tindakannya hari itu sebagai “tindakan politik.”
“Jika saya harus kembali ke masa lalu, saya akan melakukan hal yang sama lagi. Saya tidak menyesal,” terangnya.
(Baca juga: Meski Kena Tampar, Presiden Prancis Tetap Ingin Bertemu Warga)