"Sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintah China menunjukkan sebuah serangan yang tidak hanya ditujukan kepada anggota yang ditargetkan secara langsung, tetapi juga terhadap keseluruhan Parlemen, mulai dari semua anggota parlemen, komite terpilih, dan hak istimewa parlemen,” terang mereka.
"Kita seharusnya tidak pernah membiarkan tempat kerja kita menjadi platform untuk memvalidasi dan mempromosikan sanksi semacam itu,” lanjutnya.
"Kami tahu bahwa ini adalah pandangan yang dimiliki oleh banyak pimpinan terhormat dan anggota terhormat, yang ingin protes mereka didengar jika kunjungan ini dilanjutkan,” terangnya.
"Oleh karena itu, tidak terpikirkan sebelumnya bahwa anggota parlemen harus mendapati pelanggaran ini yang berdampak pada kebebasan kami, sementara perwakilan utama pemerintah China di Inggris tampaknya masih bebas untuk datang ke Westminster dan menggunakan fasilitas di sini sebagai juru bicara untuk rezimnya,” ungkapnya.
Seperti yang dilansir dalam BBC News, anggota parlemen Ghani menyambut baik larangan "yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap duta besar.
"Menjatuhkan sanksi kepada anggota parlemen merupakan ancaman langsung bagi Parlemen dan demokrasi kita,” terangnya.
"Kita tidak akan dibungkam atau diintimidasi oleh rezim mana pun, dan Parlemen kita tidak akan menjadi alat propaganda untuk sanksi absurd Partai Komunis China,” ujarnya.
"Jika rezim genosida Tiongkok berpikir mereka dapat menutup kebebasan berbicara oleh anggota parlemen dalam demokrasi, akan ada konsekuensinya dan dalam hal ini rezim Tiongkok tidak boleh memiliki platform di Inggris, atau dikenal Ibu dari Parlemen,” cuit anggota parlemen lain yang terkena sanksi, Tim Loughton.