Terkait dengan banjir tersebut, katanya, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni terkait dengan tata guna lahan, kemudian upaya peningkatan drainase, dan kebiasaan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan yang menyebabkan sistem drainase tersumbat.
"Masyarakat masih sering membuang sampah sembarangan. Kami berharap masyarakat harus mulai peduli dengan lingkungan," katanya.
Ia menambahkan, curah hujan yang tinggi ditambah dengan sistem drainase yang tersumbat dan persoalan tata guna lahan, menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Kota Malang.
BPBD Kota Malang bersama seluruh pemangku kepentingan, seperti Dinas Pekerjaan Umum, dan Penataan Ruang, Dinas Lingkungan Hidup, termasuk TNI, Polri telah melakukan gerakan untuk mengangkat sampah dan sedimen agar meminimalisasi munculnya bencana banjir.
"Kita lakukan gerakan angkat sampah dan sedimen, itu yang harus kita lakukan sebelum terjadi hujan deras. Namun, masyarakat juga harus sadar, dan tidak membuang sampah sembarangan," katanya.
Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kota Malang memiliki potensi risiko banjir dengan kategori sedang tinggi, di Kecamatan Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing, dan Lowokwaru.
(Awaludin)