ISIS Penggal Kepala Pendeta Lalu Serahkan ke Istrinya

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 20 Desember 2021 10:00 WIB
Ekstremis ISIS penggal kepala pendeta di Mozambik (Foto: AFP)
Share :

MOZAMBIK - Sekelompok tersangka ekstremis terkait ISIS telah memenggal kepala seorang pendeta Kristen sebelum menyerahkan kepalanya yang sudah dipenggal kepada istrinya untuk ditunjukkan kepada pihak berwenang di Mozambik.

Menurut stasiun berita lokal, pembunuhan brutal itu terjadi di provinsi utara Cabo Delgado yang kaya gas di negara itu.

Menurut BBC, pada Rabu (15/12) lalu, janda pendeta itu membawa karung berisi kepala suaminya ke markas polisi setempat, Dia diperintahkan untuk memberi tahu pihak berwenang tentang pembunuhan suaminya oleh tersangka pemberontak yang terkait dengan Negara Islam, yang dilaporkan menemukan pendeta di sebuah lapangan.

Mail Online melaporkan wanita itu mengatakan kepada pejabat bahwa para penyerang telah menculik suaminya dari pertanian sebelum memenggalnya.

Baca juga: Eks Militan ISIS Mengaku Bayar Rp114 Juta untuk Dibebaskan dari Penjara

Presiden Mozambik Filipe Nyusi berbicara pada Kamis (16/12) mengklaim bahwa negaranya telah menyaksikan lebih sedikit serangan jihad tahun ini daripada tahun lalu.

Meskipun serangan terhadap warga sipil terjadi setiap minggu, Nyusi mengklaim bahwa upaya ini sebagian berhasil.

Baca juga: ISIS Penggal Dua Orang yang Melecehkan Agama

"Kami mampu mengurangi serangan teroris tiga kali lipat," katanya.

Pada 2020 negara itu mencatat lebih dari 160 serangan dan jumlah itu telah berkurang menjadi 52 pada tahun 2021.

Presiden mengklaim hal itu dicapai melalui "kerja sama militer" dengan Rwanda dan 16 negara Komunitas Pembangunan Afrika Selatan dari negara-negara tetangganya.

Menurut Nyusi, operasi baru-baru ini telah menyebabkan penangkapan 245 tersangka teroris, serta pembunuhan 200 "teroris" dan 10 "pemimpin teroris".

Diketahui, Provinsi Cabo Delgado telah menjadi target serangan oleh militan terkait ISIS sejak 2017. Setidaknya ada 3.340 kematian dan lebih dari 800.000 orang mengungsi.

Puluhan orang tak bersalah tewas ketika gerilyawan Islam menyerbu kota utara Palma pada Maret tahun ini. Warga Inggris Philip Mawer tewas dalam serangan itu.

Tapi sejak Juli, lebih dari 3.100 tentara Afrika, Eropa dan Amerika Serikat (AS) telah dikerahkan ke provinsi utara.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya