EDINBURGH - Ribuan orang, sebagian besar wanita dan anak perempuan, yang dituduh melakukan sihir di Skotlandia ratusan tahun lalu akan diampuni. Pengampunan itu datang setelah kampanye selama dua tahun oleh kelompok aktivis.
Kejahatan yang dituduhkan kepada wanita-wanita itu beragam, termasuk menyebabkan mabuk untuk bertemu dengan Iblis, dan lebih dari setengah dari mereka yang dituduh berdasarkan Undang-Undang Sihir antara tahun 1563 dan 1736 dieksekusi mati. Menurut perkiraan yang dikutip oleh Sunday Times, sekira 85% dari korban adalah perempuan.
BACA JUGA: Setelah Dua Dekade, Kota di Selandia Baru Putus Kontrak dengan Tukang Sihir Resmi
Pemerintahan Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon dilaporkan telah mendukung rancangan undang-undang yang diusulkan di parlemen yang meminta pemerintah untuk membersihkan nama-nama para korban secara anumerta.
Kemungkinan untuk pengampunan itu datang setelah kampanye panjang selama dua tahun yang dipimpin oleh sebuah kelompok bernama 'Witches of Scotland'.
BACA JUGA: Kisah Kelam Pengadilan Penyihir Salem
Aktivis Claire Mitchell QC dan Zoe Venditozzi meluncurkan petisi pada Hari Perempuan Internasional 2020, menuntut agar pihak berwenang mengampuni, meminta maaf, dan mengenang mereka yang terbunuh sebagai penyihir di Skotlandia. Pada tanggal 1 September, komite parlemen setuju untuk menyerahkan masalah ini kepada pemerintah Skotlandia.
Menurut laporan media, RUU yang memberikan pengampunan dapat disahkan pada awal musim panas 2022.