Liu Pengyu menyebut langkah Amerika itu sangat tidak masuk akal. Dia mendesak pihak Amerika untuk berhenti mengganggu dan membatasi penerbangan penumpang normal oleh maskapai China.
Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) pada September tahun lalu mengatakan China telah menutup semua perbatasannya untuk para wisatawan, memangkas total penerbangan internasional menjadi hanya 200 penerbangan per minggu, atau 2 persen dari tingkat pra-pandemi.
Diketahui, sejak Desember tahun lalu jumlah penerbangan Amerika yang dibatalkan telah melonjak karena perebakan luas varian omicron yang sangat menular.
Beijing dan Washington telah berdebat soal layanan udara sejak awal pandemi Maret 2020. Pada Agustus tahun lalu Departemen Perhubungan Amerika membatasi empat penerbangan dari maskapai China hingga 40 persen dari kapasitas penumpang selama empat minggu setelah China memberlakukan pembatasan yang sama pada empat penerbangan United Airlines.
Sebelum pembatalan baru-baru ini, tiga maskapai Amerika dan empat maskapai China mengoperasikan sekitar 20 penerbangan antar-negara per minggu, jauh di bawah angka lebih dari 100 penerbangan antar-negara per minggu sebelum pandemi.
(Susi Susanti)