KETEGANGAN antara Rusia dan Ukraina seolah tidak ada ujungnya. Dilansir dari Vox, saat ini Rusia sedang melakukan upaya untuk menginvasi Ukraina dengan mengerahkan 130.000 tentaranya di sepanjang perbatasan Ukraina.
Tidak hanya Rusia, di pihak Ukraina sendiri, NATO (North Atlantic Treaty Organization) pun memperkuat aliansi pertahanannya sewaktu-waktu bila Rusia melancarkan serangan.
Awal dari permasalahan ini tentu saja tidak bisa luput dari Presiden Ukraina pada masa itu, Viktor Yanukovych. Draf Undang-Undang untuk memulai integrasi ekonomi dan politik serta bergabung dengan Uni Eropa ditunda karena Yanukovych lebih mementingkan relasinya dengan Rusia.
Masyarakat Ukraina menganggap pemerintah membiarkan supremasi Rusia dan mulai melakukan unjuk rasa besar-besaran.
Setelah Yanukovych berhasil digulingkan, Vladimir Putin yang saat itu sudah menjabat sebagai Presiden Rusia, menggunakan kekuasaannya untuk menganeksasi Crimea dan mendukung separatisme Donetsk dan Luhansk untuk bergabung menjadi bagian dari Rusia.
Karena hal itulah, Ukraina menghentikan seluruh kerja sama militer dan memutus “relasi” dengan Rusia. Padahal dulunya, Rusia dan Ukraina merupakan bagian dari Uni Soviet.