Petir Mematikan di India Tewaskan Lebih 2.500 Orang per Tahun, Mengapa Bisa Terjadi?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Selasa 15 Februari 2022 15:23 WIB
Kilatan petir di India (Foto: Reuters)
Share :

"Tetapi kampanye pemerintah untuk membangun kesadaran berbasis masyarakat dan menjangkau orang yang benar-benar rentan di area pertanian, hutan, laut, pantai, kolam, danau, dan sungai masih kurang," kata penyelenggara kampanye tersebut, Kol Sanjay Srivastava.

Para ilmuwan mengatakan ancaman dari perubahan iklim telah menyebabkan aktivitas petir meningkat. Suhu permukaan tanah dan laut yang meningkat membuat udara di atas lebih hangat, sehingga lebih banyak energi tersedia untuk mendorong badai petir.

Sebuah studi di Universitas California, Berkeley, menunjukkan bahwa sambaran petir di AS berpotensi meningkat 12% untuk setiap derajat kenaikan suhu rata-rata. Sedangkan di India, meningkatnya urbanisasi dan berkurangnya lahan hijau telah memicu kenaikan suhu.

"Pemanasan di darat, kelembapan di atas air, dan aerosol karena polusi udara menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi awan untuk memicu aktivitas petir. Seiring meningkatnya suhu dan polusi di India, sambaran petir juga akan meningkat," ujar Direktur Dinamika Badai Petir di Institut Metereologi Tropis India.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa intensitas petir meningkat. Baru-baru ini para ilmuwan mengonfirmasi rekor kilatan petir terpanjang, yakni hampir 500 mil (805 kilometer), di langit di tiga negara bagian Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, India menargetkan angka kematian akibat petir menurun menjadi 1.200 per tahun pada 2022.

Para relawan mengadakan sosialisasi untuk membangun kesadaran dan kesiagaan orang-orang di desa untuk diam di dalam rumah dan menghindari pergi ke ladang saat badai demi menjemput ternak.

Orang-orang juga diminta untuk tidak berkumpul di bawah pohon, menjauh dari kabel listrik, dan pagar besi.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya