RUSIA - Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani dekrit kemerdekaan wilayah kelompok separatis di Ukraina timur yang intinya mengakui republik yang telah memproklamirkan dirinya sebagai wilayah terpisah dari Ukraina.
Dekrit yang ditandatangani Putin ini menyampaikan pengakuan resmi Moskow atas dua wilayah yang memisahkan diri di wilayah Donbas di Ukraina timur - Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk (DPR dan LPR). Dekrit mengakui mereka sebagai negara merdeka dan menjamin keamanan mereka dengan pasukan Rusia. Keputusan tersebut mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian Rusia akan dikerahkan di wilayah tersebut.
Beberapa saat setelah menandatangani dekrit itu, Putin telah memerintahkan pasukan ke bagian-bagian yang dikuasai separatis di Ukraina timur dalam apa yang disebut Kremlin sebagai misi "penjaga perdamaian".
Baca juga: Putin Perintahkan Pasukan ke Wilayah pro-Rusia di Ukraina, Barat Peringatkan Serangan Pembuka
Putin juga mendesak anggota parlemen Rusia untuk menandatangani perjanjian dengan wilayah pemberontak Ukraina. Sehingga Moskow bisa memberikan dukungan militer ke pemberontak itu.
Tindakan Putin ini menuai banyak kecaman dari pemimpin Eropa. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengancam kemungkinan pemberlakuan sanksi jika dia tetap melakukannya.
Baca juga: Rusia Akui Kemerdekaan Republik Donbass, Kemlu RI Masih Pantau Situasi
Seperti diketahui, separatis di Ukraina timur telah lama mendapat dukungan substansial dari Kremlin, dengan pejabat AS, NATO dan Ukraina mengatakan Moskow memberi mereka dukungan penasihat dan intelijen, dan menempatkan perwiranya sendiri di barisan mereka. Rusia selalu membantah memiliki pasukannya sendiri di darat.
Moskow juga telah mendistribusikan ratusan ribu paspor Rusia kepada orang-orang di Donbas dalam beberapa tahun terakhir, dengan Putin berusaha membangun fakta di lapangan dengan menaturalisasi warga Ukraina sebagai warga negara Rusia. Kyiv dan Barat menyatakan bahwa wilayah tersebut adalah bagian dari wilayah Ukraina, meskipun pemerintah Ukraina menegaskan kedua wilayah tersebut telah diduduki Rusia sejak 2014, ketika konflik di Ukraina timur dimulai.
(Susi Susanti)