Itu sebabnya Soroka, Dziuma, dan ratusan lainnya dari komunitas besar Amerika-Ukraina di negara bagian Illinois, menggalang persatuan dalam memperingati revolusi Maidan di Ukraina yang mendesakkan jalinan hubungan lebih erat dengan Uni Eropa.
Hal itu pula yang dilakukan Lydia Tkaczuk, Kepala Museum Nasional Ukraina-Chicago. Ini adalah pusat kebudayaan bagi komunitas diaspora selama krisis yang semakin dalam antara Kyiv dan Moskow.
“Kami menggelar acara renungan bersama yang disertai dengan penyalaan lilin untuk mengenang “Ratusan Korban” yang dikenal sebagai “Heavenly Hundred.” Mereka adalah warga sipil yang dipukuli secara brutal pada 20 Februari 2014. Tidak banyak yang mampu kami lakukan. Kami dapat menunjukkan dukungan. Kami bisa berdoa. Kami bisa menelepon mereka. Tetapi karena kami jauh, itu sangat sulit bagi kami,” ungkapnya.
Menurut Lydia, banyak orang Amerika Ukraina merasa tidak berdaya.
“Banyak dari mereka memiliki anak di Ukraina, cucu, kakek-nenek, ibu, saudara perempuan. Tetapi apa yang bisa dilakukan untuk mereka? Tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk keluarga mereka,” tukasnya.
Di sisi lain, masalah transportasi menuju ke sana adalah tantangan lain. Banyak maskapai telah membatalkan penerbangan ke Ukraina karena kemungkinan perang semakin nyata
(Susi Susanti)