Pria Ukraina Dipisahkan dari Istri dan Anak-Anak, Wajib Perang Lawan Rusia

Susi Susanti, Jurnalis
Sabtu 26 Februari 2022 13:55 WIB
Perang Rusia-Ukraina, para pria diwajibkan tinggal dan melawan Rusia (foto: Reuters)
Share :

UKRAINA - Pria Ukraina telah diperintahkan untuk tetap tinggal saat puluhan ribu warga sipil melarikan diri dari negara itu di tengah pertempuran yang semakin intensif.

Ukraina mengumumkan Kamis (24/2) malam bahwa pria berusia antara 18 dan 60 tahun dilarang meninggalkan negara itu, yang telah berada di bawah darurat militer sejak dimulainya invasi Rusia.

Beberapa pria dipisahkan dari istri dan anak-anak mereka ketika mereka mencoba naik kereta api untuk melarikan diri, sementara yang lain dihentikan di perbatasan.

 Baca juga: Perang Rusia-Ukraina, 57 Orang Meninggal dan 160 Terluka serta Banyak Warga Melarikan Diri

“Pihak berwenang Ukraina baik, tidak kasar, tetapi mereka mengatakan bahwa laki-laki memiliki kewajiban untuk membela negara,” kata Erzsebet Kovacs, 50, di sebuah stasiun kereta api.

“Kami para wanita naik kereta, tetapi para pria diperintahkan untuk melangkah ke samping,” ujarnya.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina, 57 Orang Meninggal dan 160 Terluka serta Banyak Warga Melarikan Diri

Daria dari Kyiv, yang hanya akan memberikan nama depannya, mengatakan kepada wartawan di Przemyśl, Polandia, bahwa dia menyaksikan pembatasan serupa.

“Bahkan jika pria itu bepergian dengan anaknya sendiri, dia tidak bisa melintasi perbatasan, bahkan dengan seorang anak kecil,” katanya.

Vilma Sugar, 68, dari Uzhhorod di Ukraina barat berbicara kepada The Associated Press pada Jumat (25/2) dari Zahony, Hungaria, tepat di seberang perbatasan.

Dia mengatakan putranya yang berusia 47 tahun telah dihentikan ketika mereka mencoba meninggalkan Ukraina.

"Saya gemetar, saya tidak bisa tenang," katanya.

“Kami melintasi perbatasan, tetapi mereka tidak membiarkan dia ikut dengan kami. Kami mencoba untuk tetap berhubungan dengannya di telepon, tetapi sulit karena salurannya buruk,” lanjutnya.

Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Jumat (25/2) bahwa lebih dari 50.000 warga sipil telah meninggalkan Ukraina sejak Rabu (23/3), dengan lebih banyak lagi yang menuju ke perbatasan.

Pertempuran sengit berlanjut Jumat ketika pasukan Ukraina mengambil posisi bertahan di ibu kota Kyiv, tempat pemboman Rusia dilakukan.

Orang-orang Ukraina yang mencoba melarikan diri dari ibu kota ke kota barat Lviv hampir menyebabkan penyerbuan di stasiun kereta pusat Kiev, mendorong penjaga dilaporkan melepaskan tembakan peringatan ke udara.

Yang lain mencoba pergi dengan mobil, menyebabkan kemacetan lalu lintas di hari kedua.

Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, mengatakan dalam sebuah tweet bahwa mayoritas dari mereka yang melarikan diri menyeberang ke negara tetangga Polandia dan Moldova.

“Terima kasih yang tulus kepada pemerintah dan orang-orang dari negara-negara yang menjaga perbatasan mereka tetap terbuka dan menyambut para pengungsi,” katanya.

Joung-ah Ghedini-Williams, juru bicara badan pengungsi PBB, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang direkam dalam video, “Jelas, UNHCR melakukan yang terbaik untuk mencoba mengakses dan memberikan bantuan dan perlindungan kemanusiaan apa pun yang diperlukan.

“Dan kami tetap bertahan. Kami berada di Ukraina dengan lebih dari 115 staf, kami akan membawa bala bantuan sesuai kebutuhan, dan kami memiliki jumlah yang sama di negara-negara sekitarnya,” katanya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya