5. Sri Sarweswara
Raja Sri Sarweswara memerintah pada tahun 1159 – 1161. Raja ini bergelar Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarweswara Janardanawatara Wijaya Agrajasama Singhadani Waryawirya Parakrama Digjaya Uttunggadewa.
Sri Sarwaswera adalah salah satu raja Kediri yang terkenal sebagai raja yang sangat religius dan juga berbudaya. Hal ini dikisahkan dalan Prasasti Padelegan II tahun 1159 M dan Prasasti Kahyunan tahun 1161 M.
Sebagai raja yang taat agama dan budaya, prabu Sarwaswera memegang teguh dengan prinsip tat wam asi yang artinya Dikaulah itu.
Pemikiran ini berarti dikaulah (semuanya) itu, semua makhluk ialah engkau. Tujuan hidup manusia menurut dari prabu Sarwaswera yang terakhir ialah moksa, yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan menuju benar ialah sesuatu yang menuju kearah kesatuan dan segala sesuatu yang menghalangi kesatuan ialah tidak benar.
Tidak diketahui secara pasti kapan Raja Sri Sarweswara turun takhta. Berdasarkan isi prasasti Angin tahun 1171 M, raja selanjutnya yang memimpin Kerajaan Kediri adalah Raja Sri Aryeswara.
6. Sri Aryeswara
Sri Aryeswara adalah raja Kediri yang berkuasa pada tahun 1171 M. Raja ini bergelar Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka. Pemerintahan Sri Aryeswara diketahui dari prasasti Angin, tanggal 23 Maret 1171.
Prasasti tersebut menyebut bahwa raja yang kelima dari Kerajaan Kediri adalah Sri Aryeswara yang bergelar Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka. Sementara lambang dari pemerintahannya adalah Ganesha.
Hanya sedikit catatan yang bisa diketahui tentang raja ini. Dari prasasti Jaring disebut, kekuasaan Sri Aryeswara dilanjutkan oleh raja Sri Gandra.