Istri PM Sri Lanka Dorong Upaya Kolektif Pemberdayaan Perempuan pada Webinar Internasional KPPA

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 10 Maret 2022 08:49 WIB
IstriPerdana Menteri Sri Lanka, Shiranthi Wickremesinghe Rajapaksa. (Foto: Twitter)
Share :

KOLOMBO - Istri Perdana Menteri Sri Lanka, Shiranthi Wickremesinghe Rajapaksa mendorong upaya kolektif untuk pemberdayaan perempuan dalam pidatonya di webinar memperingati Hari Perempuan Internasional.

Menyampaikan sambutan kunci pada Webinar Internasional bertema “Perempuaan Berdaya, Perempuan Berani Bersuara” pada Selasa (8/3/2022), Shiranthi mengatakan bahwa bahwa perempuan Srilanka berada di garis depan dalam menjaga kepentingan keluarga namun perjuangannya kerap tidak diperhatikan kaum pria, bahkan ada yang harus mengalami kekerasan rumah tangga.

BACA JUGA: KBRI Kolombo Peringati Hari Perempuan Internasional, Dubes RI Kampanyekan Kesetaraan Gender

Disampaikan juga bahwa pemberdayaan perempuan memerlukan upaya kolektif. Bagi orang Sri Lanka, pemberdayaan perempuan adalah tentang memiliki ruang, dan sistem pendukung yang diperlukan, seperti pendidikan, pekerjaan, kesehatan dan dukungan semua pihak agar kaum perempuan lebih mandiri.

Dia mengatakan bahwa ketika potensi penuh perempuan terwujud maka perempuan yang mengalami pelecehan dan kekerasan rumah tangga akan bangkit dan membela diri dan keluarga dengan kepercayaan penuh.

Webinar ini diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kolombo.

BACA JUGA: Peringati Hari Perempuan Internasional, Kesetaraan Gender Terus Diperjuangkan

“Webinar dibuka oleh Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, dan Duta Besar RI Kolombo, Dewi Gustina Tobing, menyampaikan sambutan penutup pada Webinar tersebut” ungkap Heru Prayitno, Minister Counsellor KBRI Kolombo dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada media.

Para pembicara pada seminar adalah Ratna Susianawati, Deputi Menteri PPPA, Sunar Basuki dari PT. PNM, Francisca Indarsiani DFAT Australia, Yenny Wahid Direktur Wahid Foundation, Badriah dan Qoriatul Azizah sebagai penyintas, serta Nova Eliza dari Suara Hati Perempuan. “Para pembicara mepenyampaikan pandangan dan pengalamannya pada diskusi yang terdiri dari dua sesi, yaitu “Perempuan Berdaya” dan “Perempuan Berani Bersuara”” jelas Heru.

Para pembicara antara lain menekankan pentingnya pemberian jaminan pemerintah terkait perlindungan dan pemenuhan hak perempuan dan anak melalui instrumen regulasi, pemberian bantuan usaha mikro, pelatihan, bersuara dan bersikap tegas pada pelaku kekerasan seksual, kemudahan akses mendapatkan bantuan sosial, pinjaman serta kebutuhan lain yang terkait hak-hak perempuan dan senantiasa memperjuangkan kesetaraan gender.

Sementara itu, Dubes Dewi Tobing dalam sambutan penutupnya menyampaikan penghargaan tinggi kepada Menteri Bintang Puspayoga, Ibu Shiranthi Rajapaksa, moderator, pembicara, dan peserta webinar yang telah memberikan inspirasi dan berbagi pengetahuan serta pengalaman dalam webinar.

Ditekankan bahwa meskipun terdapat banyak pencapaian dan keberhasilan perempuan, namun banyak suara perempuan yang masih terabaikan. Kesetaraan gender perlu terus diperjuangkan, dan peningkatan kapasitas perempuan menjadi keharusan.

Dubes Dewi mendorong Indonesia dan Sri Lanka menjalin kerja sama kemitraan yang lebih erat terkait pemberdayaan perempuan. “Kerja sama kemitraan dapat membantu meningkatkan kapasitas dan peran perempuan dalam pembangunan” pungkas Dubes Dewi.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya