KOLOMBO - Istri Perdana Menteri Sri Lanka, Shiranthi Wickremesinghe Rajapaksa mendorong upaya kolektif untuk pemberdayaan perempuan dalam pidatonya di webinar memperingati Hari Perempuan Internasional.
Menyampaikan sambutan kunci pada Webinar Internasional bertema “Perempuaan Berdaya, Perempuan Berani Bersuara” pada Selasa (8/3/2022), Shiranthi mengatakan bahwa bahwa perempuan Srilanka berada di garis depan dalam menjaga kepentingan keluarga namun perjuangannya kerap tidak diperhatikan kaum pria, bahkan ada yang harus mengalami kekerasan rumah tangga.
BACA JUGA: KBRI Kolombo Peringati Hari Perempuan Internasional, Dubes RI Kampanyekan Kesetaraan Gender
Disampaikan juga bahwa pemberdayaan perempuan memerlukan upaya kolektif. Bagi orang Sri Lanka, pemberdayaan perempuan adalah tentang memiliki ruang, dan sistem pendukung yang diperlukan, seperti pendidikan, pekerjaan, kesehatan dan dukungan semua pihak agar kaum perempuan lebih mandiri.
Dia mengatakan bahwa ketika potensi penuh perempuan terwujud maka perempuan yang mengalami pelecehan dan kekerasan rumah tangga akan bangkit dan membela diri dan keluarga dengan kepercayaan penuh.
Webinar ini diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kolombo.
BACA JUGA: Peringati Hari Perempuan Internasional, Kesetaraan Gender Terus Diperjuangkan
“Webinar dibuka oleh Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, dan Duta Besar RI Kolombo, Dewi Gustina Tobing, menyampaikan sambutan penutup pada Webinar tersebut” ungkap Heru Prayitno, Minister Counsellor KBRI Kolombo dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada media.
Para pembicara pada seminar adalah Ratna Susianawati, Deputi Menteri PPPA, Sunar Basuki dari PT. PNM, Francisca Indarsiani DFAT Australia, Yenny Wahid Direktur Wahid Foundation, Badriah dan Qoriatul Azizah sebagai penyintas, serta Nova Eliza dari Suara Hati Perempuan. “Para pembicara mepenyampaikan pandangan dan pengalamannya pada diskusi yang terdiri dari dua sesi, yaitu “Perempuan Berdaya” dan “Perempuan Berani Bersuara”” jelas Heru.