RWANDA - Delapan anggota MONUSCO, misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Republik Demokratik Kongo, meninggal ketika helikopter mereka jatuh di dekat perbatasan dengan Rwanda pada Selasa (29/3). Militer Kongo menuduh gerilyawan Gerakan 23 Maret menembak jatuh helikopter, yang dibantah pemberontak.
MONUSCO mengatakan helikopter Pakistan dengan nomor ekor 810 sedang dalam penerbangan pengintaian di atas Tshanzu, di Provinsi Kivu Utara, dekat perbatasan dengan Rwanda dan Uganda. Menurut sebuah pernyataan oleh juru bicara militer Kongo Jenderal Sylvain Ekenge, pesawat itu jatuh pada Selasa (29/3) di wilayah yang dikendalikan oleh pemberontak, yang dikenal sebagai M23.
Selain enam awak Pakistan, helikopter itu membawa Letnan Kolonel Rusia Alexey Mizyura dan Letnan Kolonel Serbia Dejan Stanojevic, keduanya bertugas di MONUSCO. Militer Pakistan mengatakan kedelapan orang itu tewas dalam kecelakaan itu, tetapi tidak merinci penyebabnya.
Baca juga: Lawan Perang Rusia, Ukraina Serukan Misi Penjaga Perdamaian PBB dan Organisasi Internasional
Wakil komandan MONUSCO Jenderal Benoit Chavanat mengumumkan pada Selasa (29/3) pagi bahwa pasukan PBB tidak secara langsung terlibat dalam pertempuran melawan M23, tetapi bagian dari mandatnya adalah untuk bertindak mendukung militer Kongo untuk melindungi warga sipil.
Baca juga: Anggota Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Diselidiki Atas Dugaan Penyelundupan Berlian dan Narkoba
Daerah itu telah menyaksikan pertempuran yang sedang berlangsung antara militer Kongo dan M23. Militan yang didukung Rwanda diperkirakan telah dikalahkan pada tahun 2013, dengan bantuan pasukan penjaga perdamaian PBB, tetapi bangkit kembali pada November tahun lalu. Militer Kongo menuduh Rwanda membantu M23 melakukan serangan di Kivu Utara selama akhir pekan.
Sementara itu, Uganda mengatakan angkatan bersenjatanya bentrok dengan M23 di dekat perbatasan dengan Kongo, setelah pemberontak menembaki pemukiman sipil.
"Pasukan kami merespons dan 14 pemberontak tewas, tujuh ditawan perang," kata juru bicara militer Uganda Brigadir Felix Kulayigye, dikutip AFP. Seorang tentara Uganda juga tewas dalam pertempuran itu.
(Susi Susanti)