Protes pada Kamis (31/3) di luar rumah Presiden Rajapaksa di Kolombo dimulai dengan damai, tetapi para peserta mengatakan keadaan berubah menjadi kekerasan setelah polisi menembakkan gas air mata dan meriam air, memukuli para demonstran.
Para pengunjuk rasa membalas dengan melempari polisi dengan batu dan setidaknya dua lusin personel polisi dilaporkan terluka, dengan sejumlah kendaraan juga dibakar.
Pada Minggu (3/4), tentara bersenjatakan senapan serbu memblokir upaya ratusan pengunjuk rasa untuk berbaris ke Lapangan Kemerdekaan di ibu kota.
"Presiden Rajapaksa lebih baik menyadari bahwa gelombang telah mengubah pemerintahan otokratisnya," kata anggota parlemen oposisi Harsha de Silva kepada kantor berita AFP di sebuah rapat umum.
"Kami tidak bisa membiarkan pengambilalihan militer. Mereka harus tahu kami masih demokrasi,” terang anggota parlemen oposisi lainnya, Eran Wickramaratne.