Kisah Letusan Gunung Tambora Punahkan 3 Kerajaan 207 Tahun Silam

Fahmi Firdaus , Jurnalis
Selasa 05 April 2022 08:59 WIB
Gunung Tambora/ameliagroom
Share :

TEPAT pada hari 5 April 1815 atau 207 tahun silam, Gunung Tambora meletus untuk pertama kali. Dampak dari letusan gunung yang berada di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini sangat dahsyat. Bahkan terasa sampai Eropa. Korban yang meninggal dunia saat itu diperkirakan mencapai puluhan ribu orang.

(Baca juga: 5 Letusan Gunung yang Banyak Menelan Korban, dari Krakatau hingga Unzen di Jepang)

Oleh karenanya, terbayang bagaimana kedashyatan letusan Gunung Tambora pada April 1815. Bahkan,  tiga kerajaan kecil di Pulau Sumbawa punah setelah Gunung Tambora meletus. Ketiga kerajaan tersebut adalah Tambora, Pekat dan Sanggar.

Melansir dari beragam sumber, Gunung Tambora sendiri terletak di Bima, yaitu sebuah Provinsi NTB di antara Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Kawasan Gunung Tambora terbagi menjadi dua lokasi konservasi, yaitu Tambora Wildlife Reserve dengan luas 80 ribu hektar dan Tambora Hunting Park seluas 30 ribu hektar.

(Baca juga: 10 Gunung dengan Kekuatan Super, 4 Ada di Indonesia)

Sementara, kata tambora menurut cerita rakyat berasal dari kata lakambore dalam bahasa Bima yang artinya mau kemana. Namun, ada juga yang mengatakan tambora berasal dari dua kata, yakni ‘ta’ yang berarti mengajak dan ‘mbora’ yang berarti menghilang, sehingga diartikan sebagai mengajak menghilang.

Gunung Tambora pernah berpredikat gunung api tertinggi kedua di Indonesia setelah Puncak Jaya di Papua sebelum meletus pada April 1815. Gunung Tambora dahulunya memiliki ketinggian 4.300 meter dpl, tetapi usai letusan dashyat, separuh puncaknya luluh lantah, sehingga menyisakan ketinggian 2.851 meter dpl.

Sedangkan, Gunung Tambora kini mempunyai kaldera seluas 7 km dan keliling 16 km. Sementara, jarak antara puncak dengan dasar kawahnya sedalam 800 meter.

Saat meletus, Gunung Tambora memuntahkan lelehan lava panas dengan batu berterbangan ke langit bersama gas mematikan yang menewaskan 17.000 jiwa. Selain itu, 400 juta ton gas sulfur menguasai langit hingga jauh di atas awan mencapai 27 mil.

Akibatnya, kala itu siang hari berubah menjadi gelap gulita. Bahkan, tebalnya debu letusan Gunung Tambora sampai menyelimuti Pulau Bali dan melayang terus menyebar mengelilingi dunia dan menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun sebelum turun melalui hujan.

Namun, dampaknya terjadi hujan tanpa henti selama delapan minggu, sehingga memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris. Bahkan, dampak letusan Gunung Tambora kala itu juga mengakibatkan gagal panen di Tiongkok dan beberapa negara Eropa.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya