Mahfud MD Paparkan Paham Inilah yang Melindungi Indonesia dari Komunis dan Radikalisme

Riezky Maulana, Jurnalis
Selasa 19 April 2022 11:20 WIB
Menko Polhukam, Mahfud MD (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD menyebut penerapan Islam Wasathiyah oleh umat muslim telah membuat terbentuknya kekuatan komunal di Indonesia. Dengan demikian, komunisme dan ajaran anti Tuhan tak dapat berkembang.

Dia mengatakan, walaupun sempat berkembang dan membentuk partai politik, namun hal itu tidak berhasil melakukan revolusi dan membentuk diktator ploretariat.

"Demikian pula dengan radikalisme di negara kita tidak mudah berkembang adalah karena Islam yang diyakini oleh masyarakat Indonesia adalah Islam washatiyah,” ujar Mahfud dalam keterangan tertulis, Selasa (19/4/2022).

Dirinya mengungkapkan, saat ini masih terdapat pemikiran dan kelompok radikal di Tanah Air. Kendati demikian, perkembangannya masih dapat dikontrol walaupun kerap kali melakukan bentuk aksi teror yang mengorbankan manusia dan harmoni sosial.

"Jika paham radikalisme ini tidak terkontrol dan menjadi keyakinan mayoritas umat Islam, tentu Indonesia akan dengan mudah menjadi seperti Syiria dan Afghanistan," ungkapnya.

Mahfud menuturkan, untuk mencapai tujuan masyarakat tanpa kelas, komunisme berada di titik ekstrem dengan menghalalkan segala cara. Adapun salah satunya yakni kekuasaan negara harus direbut dengan jalan revolusi oleh kelompok proletar dan kekuasaan yang dimiliki negara proletariat tak boleh dibatasi.

"Sehingga disebut diktator ploretariat yang dalam sejarah negara di dunia selalu melahirkan penderitaan dan akhirnya runtuh satu demi satu," ucapnya.

Dia menegaskan, radikalisme merupakan suatu yang bertentangan dengan ajaran Islam, dari titik paling prinsipil hingga praktik yang dilakukan. Menurut dia, ajaran Islam meletakkan kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT, sedangkan kebenaran manusia bersifat relatif.

“Oleh karena itu, setiap yang diyakini sebagai kebenaran oleh manusia harus selalu menyisakan ruang untuk melihat dan berdialog dengan kebenaran lain. Hal ini tak berlaku dalam pandangan radikalisme yang berpangkal pada klaim kebenaran tunggal yang ada pada kelompok mereka sendiri," jelasnya.

"Kelompok lain pasti salah dan harus tunduk pada kebenaran yang mereka yakini. Jika tidak tunduk, maka harus dibinasakan dengan menghalalkan semua cara termasuk penyiksaan dan pembunuhan,” imbuhnya.

(Khafid Mardiyansyah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya