JAKARTA - Viktoria Nesterenko enam tahun lalu tidak tahu tentang Islam. Dia tidak mengenal seorang Muslim pun di Ukraina. Namun dalam Ramadan keenamnya tahun ini, dia termasuk orang yang paling aktif beribadah di masjid besar di Ibu Kota Kyiv, Ukraina.
Sejak invasi Rusia akhir Februari 2022 lalu, Viktoria menjadi koordinator pusat sukarelawan yang berkantor di satu kompleks dengan masjid, membantu distribusi makanan untuk tentara dan warga sipil yang memerlukan.
Dia juga merupakan direktur pusat sertifikasi halal Ukraina. Viktoria pun mengungkapkan kesedihannya yang mendalam atas apa yang terjadi di negaranya.
"Sangat memilukan dan sedih. Saya stres karena terpikir perang. Saat Tarawih misalnya, cerita dan gambar-gambar mengerikan dari Bucha dan Irpin, terbunuhnya warga sipil dan anak-anak, tak bisa lepas dari pikiran saya," kata Viktoria dikutip dari BBC News Indonesia, Jumat (22/3/2022).
Viktoria adalah satu-satunya pemeluk Islam di keluarga besarnya. Baginya Ramadan merupakan bulan suci yang seharusnya bisa memaksimalkan ibadah.
Baca juga: Muslim di Ukraina Jalani Ramadan yang Sulit dan Emosional, Penuh dengan Bom dan Serangan
"Yang paling berat adalah secara spiritual, bukan menahan lapar, tapi untuk merasakan atmosfir Ramadan tanpa terpikir soal perang dan tanpa terbayang para korban," kata Viktoria.
Viktoria juga mengirimkan video suasana buka puasa dan salat berjamaah di masjid Kyiv. Saat itu ada belasan orang yang datang, sebagian besar mengenakan seragam atau kaus berwarna hijau tentara.
Baca juga: 3 Tokoh Muslim Asal Ukraina, Siapa Saja?
Para jamaah adalah tentara perlawanan rakyat dan juga sukarelawan. Mereka meneguk air dan makan kurma sebelum Sholat Magrib berjamaah.