Sementara itu, pakar Korea Selatan mempertanyakan keberhasilan peluncuran uji coba tersebut.
Pemilihan presiden baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol baru-baru ini, yang telah menyuarakan garis keras atas tindakan Korea Utara, telah merusak hubungan kedua negara.
Menteri Pertahanan Korsel Suh Wook awal bulan ini mengatakan Korsel memiliki kapasitas untuk menyerang titik peluncuran rudal Korut - yang memicu reaksi marah dari Pyongyang.
Pada 2018 Kim Jong-un memberlakukan moratorium uji coba rudal balistik jarak jauh dan nuklir, menyusul pembicaraan dengan Presiden AS Donald Trump saat itu.
Namun pada tahun 2020, Kim mengumumkan bahwa dia tidak lagi terikat dengan janji ini.
Adapun pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah berulang kali mengatakan bersedia untuk melanjutkan pembicaraan tanpa prasyarat, tetapi sejauh ini menunjukkan sedikit minat untuk melibatkan Korea Utara, yang menuntut diakhirinya sanksi.
Biden malah memprioritaskan hubungan dengan Korea Selatan dan Jepang, dan memberikan dukungannya di belakang upaya presiden Korea Selatan yang akan keluar Moon Jae-in untuk memperlancar hubungan antara kedua negara.
(Susi Susanti)