Pembicaraan langsung dengan Iran adalah upaya negara-negara Teluk Arab untuk melakukan hal itu, tetapi para analis meragukan kemampuan mereka untuk mencapai hasil yang dapat memuaskan kedua belah pihak.
"Pembicaraan ini hampir gagal," kata Mohammed Alyahya, seorang rekan di Institut Hudson.
"Pada intinya, masalahnya bukan antara Iran dan Arab Saudi, melainkan antara Iran dan AS. Iran menyerang kerajaan karena menganggapnya sebagai negara klien dari tatanan kekaisaran Amerika,” lanjutnya.
Tapi Seyed Hossein Mousavian, mantan negosiator nuklir Iran dan profesor Universitas Princeton, mengatakan bahwa kedua negara memiliki pengaruh yang cukup satu sama lain untuk menjamin pembicaraan.
"Isu kunci untuk keduanya adalah jaminan timbal balik pada tidak ada wilayah hegemonik
"Isu kunci untuk keduanya adalah jaminan bersama tanpa agenda regional hegemonik dan jaminan keamanan,” terangnya.