Lopis Raksasa, Tradisi Syawalan untuk 'Ngalap Berkah' Usai Idul Fitri

Antara, Jurnalis
Selasa 10 Mei 2022 14:10 WIB
Lopis raksasa (foto: dok MPI)
Share :

Dalam pengemasannya, lopis raksasa itu dibungkus dengan daun pisang, diikat dengan tambang, dan kemudian direbus selama empat hari tiga malam, sehingga membuat butiran ketan itu merekat kuat dan tidak tercerai berai.

Sementara itu pemilihan daun pisang sebagai pembungkus juga ada maknanya. Ia dinilai sebagai simbol perjuangan karena tak mau mati sebelum berbuah dan beranak yang banyak. Dengan kata lain, dia tak mau mati sebelum berjasa dan meninggalkan generasi penerus sebagai penyambung estafet perjuangan.

Proses pembuatan lopis raksasa membutuhkan waktu selama empat hari tiga malam. Dalam proses itu dibutuhkan anggaran paling tidak sebanyak Rp. 30 juta yang dananya berasal dari Pemerintah Kota sebanyak Rp 24 Juta dan sisanya menjadi swadaya warga. Selain itu dalam pembuatannya, dibutuhkan kejelian yang tinggi.

Sebelum lopis dijadikan rebutan warga, tokoh agama ataupun sesepuh masyarakat terlebih dahulu akan membacakan do’a bersama. Setelah itu baru lopis tersebut dipotong oleh Wali Kota Pekalongan dan kemudian dibagikan kepada para pengunjung yang hadir di lokasi itu.

Dengan hadirnya pengunjung yang memadati lokasi pemotongan lopis raksasa, tidak sedikit orang berdesakan-desakan bahkan sampai jatuh hingga makanan itu tumpah ke tanah. Para pengunjung biasanya berebut untuk mendapatkan lopis tersebut guna memperoleh berkah.

(Awaludin)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya