"’Semut’ ini sangat bersyukur atas kesaksian saya dan mengenal Yesus Kristus, Penebus saya,” tulis warganet lainnya.
"Kita harus melawan kejahatan ketika kita bisa. Tapi jika sudah waktunya untuk akhir; kita tidak bisa menghentikannya,” ungkap yang lain.
Berita itu muncul seminggu setelah Hughes mencap teknologi kecerdasan buatan (AI) di China sebagai 'setan.'
Teknologi AI, yang dikembangkan dan diuji oleh Kejaksaan Rakyat Shanghai Pudong, dapat mendakwa tersangka dengan akurasi lebih dari 97% berdasarkan deskripsi dalam kasus pidana.
Meskipun mungkin tampak sebagai metode futuristik untuk mengatasi kejahatan dan menjaga orang tetap aman, pendeta itu kurang antusias dan membuat klaim liar bahwa kemajuan itu 'setan' dan berada di luar 'kontrol'.
(Susi Susanti)