TEXAS - Beberapa keluarga korban penembakan massal di Sekolah Dasar (SD) Robb di Kota Uvalde, Texas, Amerika Serikat (AS) akan menggelar pemakaman pertama pada Selasa (31/5/2022) waktu setempat, sepekan setelah tragedi yang menewaskan 19 murid dan dua guru. Proses itu akan digelar di tengah janji Presiden AS Joe Biden untuk mendorong aturan kepemilikan senjata api yang lebih ketat di AS.
Beberapa upacara pemakaman pertama para korban penembakan massal di Uvalde akan dilakukan pada Selasa (31/5/2022) waktu setempat, sementara sisanya akan dikebumikan hingga pertengahan Juni. Banyaknya jumlah korban, yang banyak di antaranya mengalami luka yang mengerikan, membuat kedua rumah duka di kota itu meminta bantuan pembalsem dan petugas pemakaman dari seluruh Texas.
Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan seorang dermawan anonim telah berjanji menyumbangkan dana sebesar USD175.000 (sekitar Rp2,5 miliar) untuk membantu membiayai pemakaman.
Baca juga: Penembakan Massal 21 Orang di SD Texas, Polisi Akui Bersalah Tak Segera Bekuk Pelaku
Sebelumnya, pada Senin (30/5/2022), para pelayat menghadiri upacara peringatan untuk mengenang para korban di Uvalde. Pelaku penembakan yang bernama Salvador Ramos, 18, tewas ditembak mati polisi.
Baca juga: Penembakan Massal 21 Orang di SD Texas, WNI di AS Takut Melepas Anak ke Sekolah
Di salah satu rumah duka, yang berada tepat di seberang sekolah tersebut, sahabat, keluarga hingga masyarakat umum datang untuk melihat dan mendoakan jasad Amerie Jo Garza, korban siswi berusia 10 tahun, sebelum dikebumikan. Foto-foto gadis kecil itu menghiasi ruangan.
Seorang pelayat Esther Rubio, yang menggambarkan suasana di sana “sangat muram,” datang dari kota tetangga, San Antonio, bersama suaminya.
“Saya kehabisan kata-kata, karena tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkannya,” ungkapnya.
Upacara mengenang korban lain, Maite Rodriguez, dimulai beberapa jam setelahnya.
Sementara itu, di Washington, Biden – yang mengunjungi kota Uvalde, Texas, pada Minggu (29/5/2022) – menanggapi seruan bernada putus asa agar dilakukannya reformasi aturan kepemilikan senjata api.
“Saya cukup termotivasi selama ini untuk mengambil tindakan terkait senjata api,” ujarnya kepada wartawan pada Senin (30/5).
“Saya akan terus mendorong,” katanya.
“Saya rasa segalanya sudah semakin parah sehingga semua orang menjadi lebih rasional,” lanjutnya.
Sekelompok anggota Kongres AS dari kedua partai, Demokrat dan Republik, berunding sepanjang akhir pekan Hari Pahlawan AS untuk mencapai kemungkinan kompromi.
Mereka dilaporkan berfokus pada undang-undang untuk menaikkan usia pembelian senjata atau mengizinkan polisi mengambil senjata dari orang-orang yang dianggap berisiko – tetapi tidak membahas larangan langsung terhadap kepemilikan senapan serbu, seperti yang digunakan pada Selasa (24/5/2022) lalu oleh pelaku penembakan massal di Uvalde maupun oleh pelaku penembakkan massal di Buffalo, New York, 10 hari sebelumnya.
(Susi Susanti)