CAPE TOWN - Mantan kepala mata-mata Afrika Selatan (Afsel) Arthur Fraser menuduh Presiden Cyril Ramaphosa melakukan pencurian, penculikan dan penyuapan dalam kasus yang dia laporkan ke polisi.
Fraser mengatakan kasus terkait dengan dugaan percobaan pencurian USD4 juta (Rp58 miliar) pada 2020 di salah satu properti Presiden dan dugaan upaya untuk menyembunyikan apa yang terjadi.
Ramaphosa mengatakan "tidak ada dasar untuk klaim tindakan kriminal".
Fraser dipandang oleh beberapa orang sebagai sekutu mantan Presiden Jacob Zuma.
Beberapa orang percaya tuduhan itu dapat dikaitkan dengan perselisihan di dalam Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa menjelang pemilihan kepemimpinan pada bulan Desember.
Baca juga: Salahkan NATO Picu Perang Rusia-Ukraina, Presiden Afsel: Perang Tidak Selesaikan Masalah
Polisi telah mengkonfirmasi bahwa sebuah kasus telah didaftarkan pada mereka dan bahwa "proses hukum akan mengikuti", yang mencakup penyelidikan awal.
Baca juga: Presiden Afsel Positif Covid-19, Alami Gejala Ringan
Fraser, yang menjalankan Badan Keamanan Negara (SSA) antara 2016 dan 2018, mengatakan dia telah menyerahkan foto, detail rekening bank, dan rekaman video kepada polisi.
Dalam sebuah pernyataan, dia menuduh bahwa para penjahat masuk ke sebuah peternakan di Provinsi Limpopo pada Februari 2020 untuk mencuri lebih dari USD4 juta (Rp58 miliar). Mereka kemudian ditahan dan diinterogasi di properti itu dan dibayar untuk tetap diam tentang apa yang telah terjadi.