T. magnifica adalah bakteri kemosintetik. Itu membuat gula yang dibutuhkan untuk bahan bakar dirinya sendiri dengan mengoksidasi senyawa belerang yang dihasilkan oleh bahan organik yang membusuk di sedimen rawa bakau. Yang dibutuhkan hanyalah sesuatu yang kokoh untuk dipegang.
"Saya menemukan mereka menempel pada cangkang tiram, daun dan cabang, tetapi juga pada botol kaca, botol plastik, atau tali," ujar Prof Olivier Gros, ahli mikrobiologi dari University of the Antilles.
"Mereka hanya membutuhkan substrat keras untuk kontak dengan sulfida dan kontak dengan air laut untuk mendapatkan oksigen dan CO2. Konsentrasi tertinggi Thiomargarita yang saya temukan ada di kantong plastik – sayangnya,” lanjutnya.
Tim peneliti telah mempublikasikan deskripsi bakteri tersebut di Science Magazine edisi minggu ini. Para peneliti mengakui bahwa mereka harus banyak belajar tentang bagaimana organisme beroperasi.
"Proyek ini benar-benar membuka mata kami terhadap keragaman mikroba yang belum dijelajahi yang ada. Kami benar-benar hanya menggores permukaan, dan siapa yang tahu hal menarik apa yang belum kami temukan," ungkap Dr Shailesh Date dari Laboratory for Research in Complex Systems di Menlo Park di AS.
(Susi Susanti)