Tanaman pada regolith dari Bulan tampak kerdil dibandingkan dengan yang tumbuh pada abu vulkanik Bumi. Namun Ferl mengatakan, fakta bahwa tanaman itu bisa tumbuh membuat penemuan itu positif.
BACA JUGA:Gagal Nyalip, Remaja Tewas Kecelakaan di Bogor
"Intinya adalah, sampai benar-benar riset selesai, tidak ada yang tahu apakah tanaman, terutama akar tanaman, akan dapat berinteraksi dengan tanah yang sangat tajam dan sangat antagonis yang merupakan sifat regolith bulan," kata Ferl.
Di sisi lain, penulis lainnya yaitu Anna-Lisa Paul mengatakan, menanam tumbuhan pada regolith cenderung mudah, namun memperoleh bahan yang diperlukan untuk penelitian itu sulit.
Para peneliti, lanjutnya, hanya memiliki sekitar 12 gram tanah bulan atau sekitar satu sendok makan. Sementara penelitian ini harus dilakukan beberapa kali, selama lebih dari satu dekade.
"Sampel-sampel ini adalah harta alami yang sangat berharga," katanya.
BACA JUGA:Bertambah, Kini Ada 26 Parpol yang Sudah Miliki Akses Sipol
Dia menjelaskan, ketika bereksperimen dengan tanah bulan ini, partikel tanah bulan tersebut berubah. Begitu tanah bulan bersentuhan dengan udara dan air, tanah ini tidak lagi murni dan kehilangan sebagian dari sifat alamiahnya, yang sangat dilindungi sebelumnya.
Adapun, penemuan yang dipublikasikan ini sangat penting untuk misi ke bulan. Hanya saja ilmuwan masih belum tahu bagaiamana tanaman dari Bumi dapat berinteraksi dengan lanskap Bulan. Sebab, Bulan dinilai sangat kering dibandingkan dengan Bumi.
(Nanda Aria)