“Keluarga Zaydani, bagaimanapun, pindah ke kota Nazareth yang berdekatan,” lanjutnya.
Khatib mengatakan keluarga Zaydani telah meminta pihak berwenang Israel untuk memberi mereka izin untuk merenovasi masjid Umari. “Namun, Pemerintah Kota Tiberias menolak, dengan alasan akan merenovasinya, tetapi tidak ada yang terjadi,” ujarnya.
“Bahkan sejak itu, masjid telah ditutup dengan otoritas Israel yang melarang jamaah dan pengunjung memasukinya,” ungkapnya. Menurut angka resmi Israel, ada sekitar 1,5 juta orang Palestina yang tinggal di Israel.
Sementara itu, Israel membantah tuduhan menggunakan masjid untuk tujuan lain selain beribadah. Pada Oktober 2015, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan ada sekitar 400 masjid di Israel dan jumlah jamaah berlipat ganda lima kali lipat selama 25 tahun terakhir. Kementerian mengatakan bahwa otoritas Israel mengalokasikan jutaan shekel untuk membangun tempat ibadah bagi umat Islam yang tinggal di Israel.
Pemerintah bahkan mengklaim telah mendanai lebih dari 100 masjid dan membayar gaji para imam mereka.
Namun Khatib, membantah klaim Israel.
"Pemerintah Israel tidak pernah membangun masjid dalam sejarah negara itu. “Semua masjid telah dibangun oleh orang-orang kami, yang mengumpulkan sumbangan untuk membangun tempat ibadah mereka,” katanya.
Khatib melanjutkan bahwa tidak semua masjid terdaftar di otoritas agama Israel. “Para imam masjid-masjid ini mendapatkan gaji mereka dari komite masjid, yang mengumpulkan sumbangan untuk membayar kebutuhan masjid,” lanjutnya.