Arkeolog Universitas Negeri Malang (UM) Ismail Lutfi mengungkapkan, nama Arca Dwarapala, diambil dari dua suku kata yakni duara yang berarti jalan, serta pala yang berarti penjaga. Maka, ketika digabungkan Dwarapala bisa diartikan penjaga jalan, atau penjaga jalan masuk menuju ke suatu tempat.
"Ukurannya bisa macam-macam, mulai dari yang kecil sekian, sampai yang satu meter lebih seperti ini. Fungsinya adalah menjaga jalan masuk ke suatu tempat tertentu, bisa bangunan suci, tempat suci, bisa tempat istimewa," ucap Lutfi ditemui MNC Portal, pada Sabtu (2/7/2022).
Khusus untuk Arca Dwarapala yang berada di Kecamatan Singasari, Lutfi menyebut hipotesis atau dugaan awal berdasarkan kajian narasi sejarah berasal dari era Raja Kertanagara di Kerajaan Singasari. Hal ini bisa diidentifikasi berdasarkan gaya seni serta hiasan yang halus, dan memiliki kekhasan era Jawa kuno.
"Ada kecenderungan muncul ukuran-ukuran yang super, yang besar, untuk ukuran yang besar ini beberapa ahli seni Jawa kuno memberikan dugaan ini terkait seorang tokoh raja kelima dari Tumapel sendiri, dikaitkan dengan raja Kertanegara," ucapnya.
Artinya, jika berasal dari masa Raja Kertanagara, maka kedua arca tersebut dapat disimpulkan memiliki usia nyaris 8 abad. Di mana, identiknya diduga arca ini menjadi bagian dari sebuah kompleks menuju suatu tempat yang memiliki bangunan suci, atau tempat yang diistimewakan.