RIGA - Menteri Pertahanan Latvia Artis Pabriks mengumumkan pada Selasa (5/7/2022) bahwa negara itu akan kembali menerapkan wajib militer untuk pria muda dan layanan sukarela untuk wanita mulai tahun depan. Pabriks mengatakan bahwa tindakan seperti itu diperlukan untuk mencegah "agresi militer" dari Rusia.
Rencana wajib militer itu akan digulirkan selama lima tahun, dimulai dengan penerimaan 1.000 rekrutmen sukarela Januari mendatang dan diakhiri dengan 7.000 wajib militer bergabung dengan militer setiap tahun dalam lima tahun, demikian diumumkan sang menteri di Twitter.
BACA JUGA: Anggota Parlemen Latvia Ikut Perang Melawan Rusia di Ukraina
Diwartakan RT, pria berusia antara 18 dan 27 akan memenuhi syarat untuk wajib militer, sementara wanita dengan usia yang sama akan diizinkan untuk menjadi sukarelawan untuk layanan. Wajib militer akan berlangsung selama satu tahun, setelah itu tentara akan dimasukkan sebagai pasukan cadangan, dan akan diminta untuk menghadiri sesi pelatihan sesekali.
Latvia adalah negara berpenduduk sekira 1,9 juta orang, dan memiliki pasukan kecil sekira 6.500 tentara tugas aktif dan 15.000 cadangan, menurut Survei Global Firepower. Pabriks menyatakan bahwa setelah jumlah ini ditingkatkan menjadi “30.000 - 40.000 orang yang dilatih militer dan brigade internasional, kita akan dapat bertahan sendiri terhadap apa yang disebut serangan tanpa peringatan.”
Pabriks tidak merinci apa yang dia maksud dengan "brigade internasional," sebuah istilah yang dapat merujuk pada pasukan atau sukarelawan NATO asing, seperti yang direkrut Ukraina untuk memerangi militer Rusia.
BACA JUGA: 6 Negara yang Alami Kekurangan Pria, Nomor 4 Alami Penurunan Penduduk
“Masyarakat Latvia harus menerima dan menyadari prasyarat terpenting untuk bertahan hidup,” tulis Pabriks. “Semakin besar jumlah populasi yang dipersiapkan dan dilatih secara militer, semakin kecil kemungkinan Rusia ingin mengarahkan agresi militernya terhadap Latvia.”
Latvia dan negara tetangga Lituania telah menjadi pendukung paling vokal Ukraina dan pengkritik Rusia sejak Moskow meluncurkan operasi militernya di Ukraina pada Februari.