Boris Johnson Mengundurkan diri Sebagai PM Inggris, Politisi Rusia: Badut Itu Akhirnya Pergi

Rahman Asmardika, Jurnalis
Jum'at 08 Juli 2022 14:59 WIB
Boris Johnson mengundurkan diri sebagai Pimpinan Partai Konservatif dan Perdana Menteri Inggris. (Foto: Reuters)
Share :

LONDON - Politisi Rusia beramai-ramai merayakan lengsernya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Kamis (7/7/2022), menyebut pemimpin Inggris itu sebagai "badut bodoh" yang akhirnya mendapatkan balasan karena mempersenjatai Ukraina melawan Rusia.

Johnson, wajah kampanye Brexit 2016, memperoleh kemenangan gemilang pada pemilihan 2019 sebelum memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa. Dia mengumumkan mundur sebagai perdana menteri pada Kamis setelah ditinggalkan oleh para menteri dan sebagian besar anggota parlemen Konservatifnya karena serangkaian skandal.

Kejatuhan Johnson itu segera dirayakan oleh para politisi di Moskow, dengan Kremlin mengatakan bahwa pemerintah Rusia “tidak menyukai Johnson”.

"Dia tidak menyukai kita, kita juga tidak menyukainya," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov sesaat sebelum Johnson mengumumkan pengunduran dirinya di Downing Street.

Johnson mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif tetapi berencana untuk tetap menjabat sebagai perdana menteri sampai penggantinya dipilih. Dia juga berjanji bahwa Inggris akan terus mendukung perjuangan Ukraina dalam menghadapi Rusia.

Pengunduran diri Johnson mendapat sambutan brutal dari elite Rusia.

Dalam posting di Telegram, Taipan Rusia Oleg Deripaska menyebut Johnson sebagai “badut bodoh” yang mendapatkan "akhir memalukan".

"Badut itu pergi," kata Vyacheslav Volodin, ketua majelis rendah parlemen Rusia sebagaimana dilansir Reuters. Volodin menyebut Johnson sebagai salah satu ideolog utama perang habis-habisan Ukraina melawan Rusia, dan mengatakan bahwa para pemimpin Eropa harus memikirkan “ke mana arah kebijakan seperti itu”.

Bahkan sebelum Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi 24 Februari, Johnson telah berulang kali mengkritik Putin, menyebutnya sebagai kepala Kremlin yang kejam dan mungkin tidak rasional yang membahayakan dunia dengan ambisinya yang gila.

Setelah invasi, Johnson menjadikan Inggris sebagai salah satu pendukung Ukraina terbesar di Barat, mengirimkan senjata, menjatuhkan beberapa sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Rusia dan mendesak Ukraina untuk mengalahkan angkatan bersenjata Rusia yang besar. Dia telah dua kali melakukan perjalanan ke Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dukungan Johnson terhadap Ukraina begitu kuat sehingga ia dikenal sebagai "Borys Johnsoniuk" oleh beberapa orang di Kiev. Dia terkadang mengakhiri pidatonya dengan "Slava Ukraini" - atau "kemuliaan bagi Ukraina".

Johnson bahkan berbicara bahasa Rusia yang kaku pada Februari, mengatakan kepada orang-orang Rusia bahwa dia tidak percaya perang "tidak perlu dan berdarah" itu atas nama mereka.

Rusia berulang kali menganggapnya sebagai badut yang tidak siap yang mencoba mengambil tugas yang jauh di atas kemampuannya.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya