Rayakan Idul Adha Bersama Muslim Uighur, China Disebut Tutupi Dugaan Pelanggaran HAM

Zahra Larasati , Jurnalis
Rabu 20 Juli 2022 13:11 WIB
Muslim Uighur/ Getty Images
Share :

CHINA - Otoritas China di Xinjiang mengirim perwakilan mereka untuk merayakan hari raya Idul Adha bersama Muslim Uighur di tengah isu penindasan yang sedang berlangsung terhadap kelompok minoritas tersebut.

(Baca juga: Dokumen Kepolisian Ungkap Penahanan Massal Muslim Uighur di China, Termasuk Kebijakan Tembak di Tempat)

Dilansir rfa.org, Rabu (20/7/2022) media pemerintah China melaporkan tim kerja Huiju dari kader lokal mereka yang mengunjungi orang Uighur, membawa hadiah makanan dan yang membantu minoritas di Tiongkok ini saat tengah bekerja di ladang untuk merayakan liburan.

Sebuah laporan di situs Tengritagh (Tianshan), situs resmi pemerintah China di Xuar menceritakan tentang bagaimana pengunjung menghabiskan liburan merayakan dengan masyarakat Uighur dan memberikan hadiah berupa beras, mie, minyak goreng dan susu.

Masih dalam laporan tersebut, disebutkan satu tim kerja huiju dari Kantor Pengelolaan Konservasi Air Kabupaten Jinghe menyelenggarakan perayaan dengan tema “Persatuan Nasional, Satu Keluarga, dan Idul Adha” di mana orang-orang berkumpul terlihat bernyanyi dan menari di sebuah peternakan di daerah Jinghe di Otonomi Bortala Mongol Xinjiang Prefektur.

“Semua orang mengenakan kostum pesta dan menari dengan anggun. Ada tarian rakyat dan tarian modern yang dikoreografi dengan baik, serta pembacaan puisi dan pertunjukan kaligrafi. Semua orang secara aktif berpartisipasi dalam kuis pengetahuan persatuan nasional, dan adegan kegiatan dipenuhi dengan semangat persatuan dan kemajuan,” tulis laporan tersebut.

Laporan lain di situs Tengritagh mengutip contoh orang Uighur yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Komunis China pada hari libur.

Sebuah Tim Huiju dari Perusahaan Power Supply Prefektur Otonomi Jaringan Kizilsu Kirgiz di desa Shalatala di Artush (Atushi), mengunjungi rumah-rumah orang miskin Uighur dan pergi ke ladang untuk membantu mereka melakukan pekerjaan pertanian.

Seorang warga desa bernama Ani Abriz mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan tim bentukan otoritas China tersebut.

Analis politik yang berbasis di Amerima Serikat sekaligus Wakil Ketua Komite Eksekutif Kongres Uighur Dunia, Ilahat Hassan Kokbore menduga, upaya China menipu masyarakat internasional dengan menggambarkan Uighur yang bahagia, adalah bagian dari propaganda.

“Tugas mereka adalah mengawasi, memanipulasi, dan bahkan mengancam orang-orang Uighur dengan memaksa mereka untuk tersenyum, terlihat bahagia, dan tampil di media pemerintah untuk menipu dunia,” ujar Kokbore Dilansir Radio Free Asia, Rabu (20/7/2022).

Faktanya, kata dia, umat muslim dunia menilai langkah ini adalah bentuk intensif dari represi China terhadap orang-orang Uighur dimana hal ini dapat disaksikan oleh seluruh dunia.

“Perlakuan tidak manusiawi terhadap Uighur ini lebih dari mengejutkan, tetapi murni kejahatan,” pungkasnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Kampanye untuk Uighur yang berbasis di AS lainnya, Rushan Abbas, mengatakan bahwa manipulasi dan orkestrasi kebahagiaan Uighur yang di rancang oleh Cina selama Idul Adha, tidak akan menipu siapa pun.

“Masyarakat internasional sepenuhnya menyadari bahwa Cina telah melakukan genosida berkelanjutan terhadap orang-orang Uighur dan mencabut kepercayaan orang-orang Uighur dalam Islam selama enam tahun terakhir,” kata Abbas kepada RFA.

“Tidak ada propaganda Tiongkok dan kebahagiaan yang dibuat-buat dari Uighur yang akan mengubah fakta bahwa Beijing secara aktif menghancurkan fondasi kepercayaan dan praktik keagamaan orang Uighur,” tutur Abbas.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya